RINGKASAN MATERI PENJASORKES
KELAS XI PROGRAM IBBU
SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2014/2015
Disusun
Oleh:
Chr.
Danang Wahyu P, S.Or
SMA KOLESE DE BRITTO
A. PERMAINAN
SEPAKBOLA
1.
Latihan
Teknik Dasar Sepakbola (Lanjutan)
a.
Latihan Teknik Menyundul Bola (Heading ball)
Dalam
memainkan bola-bola atas sewaktu bertanding, kepala sangat berfungsi untuk
mengamankan bola liar di daerah pertahanan sendiri serta saat menerima umpan
melambung di daerah pertahanan lawan untuk memasukkan bola. Sundalan bola harus tepat bersentuhan dengan
dahi, karena bagian ini cukup kuat dan keras sehingga memungkinkan untuk
melakukan sundulan.
Menyundul
bola dapat dilakukan dengan tiga cara antara lain sebagai berikut :
1) Manyundul Bola pada Posisi Berdiri
(1)
Sikap permulaan, sikap badan
dan pandangan ke arah sasaran, kedua kaki dibuka ke samping atau kangkang ke
depan. Berat badan di antara kedua kaki.
(2)
Pelaksanaan, sebelum melakukan sundulan, badan ditarik sedikit ke belakang
dalam posisi sedikit melenting. Kedua
lengan terbuka, siku bengkok mengimbangi badan.
Leher ditegangkan, pandangan ke arah bola. Gerakan badan ke depan menuju
bola dan sundul tepat dengan dahi bagian depan hingga bola kembali meluncur ke
depan.
(3)
|
Setiap kali setelah
menyundul bola, badan condong ke depan. Kedua lengan mengimbangi badan dengan
siku bengkok ke samping, badan agak condong ke depan.
2) Menyundul Bola dengan Awalan
(1)
Sikap permulaan
menyundul bola dengan awalan sama seperti pada menyundul bola pada posisi
berdiri.
(2)
Pelaksanaan, sambil
melangkahkan salah satu kaki ke depan, dorongkan badan dengan sikap condong,
leher ditegangkan, pandangan ke arah bola.
Sundulan dilakukan dengan menggunakan dahi, hingga bola kembali memantul
ke depan.
|
3) Menyundul Bola Sambil Melompat
(1)
Sikap permulaan,
tempatkan diri di bawah lambungan bola. Kedua kaki dalam posisi sejajar. Pada saat bola turun ambillah tolakan kaki.
(2)
Pelaksanaannya, melompatlah ke
depan dengan dua kaki sesaat sebelum menyentuh bola. Masih dalam posisi
melayang, badan sedikit melenting, kemudian gerakan kembali ke depan. Sundulan
bola tepat dengan bagian dahi depan. Mendaratlah kembali dengan kedua kaki. Kekuatan sundulan dapat diberikan
oleh gerakan badan.
|
4) Menyundul Bola
Sambil Melayang Menjatuhkan Badan
(1)
Sikap
permulaan, badan mengarah ke sasaran dengan pandangan mengawasi bola melayang,
sikap badan condong ke depan, kedua lutut di tekuk.
(2)
|
Pelaksanaannya,
pada waktu bola meluncur dari arah yang berlawanan, lompat ke depan dan
melayang sejajar dengan tanah. Sundullah
bola dengan dahi. Pada saat mendarat
tangan ber-tumpu pada tanah sambil meluncur di lapangan.
b.
Latihan Teknik Melempar Bola ke dalam (Throw-in)
Melempar
bola ke dalam (throw in) dilakukan apabila terjadi bola keluar lapangan
permainan yang dilakukan oleh pemain lawan.
Cara melempar bola adalah sebagai berikut :
(1)
Bola dipegang dengan seluruh jari-jari dan telapak tangan pada kedua sisi
bola atau dibelakang bola.
(2)
Lemparan dilakukan dari atas garis atau luar garis tepi lapangan permainan.
(3)
Saat melempar, kedua kaki harus tetap berpijak di tanah.
(1)
Bola harus dilempar ke arah lapangan permainan dengan
kedua tangan, melalui atas belakang kepala.
|
c. Latihan Teknik Merampas Bola (Tackling)
Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk merampas bola dari kaki lawan. Dimana cara-cara
tersebut terdapat tiga cara yang paling umum digunakan, yaitu : (1) Dengan cara
berhadapan (tanpa menjatuhkan diri), (2) Dengan cara meluncur (sliding
tackling) dengan kaki bagian dalam dan (3) Dengan cara meluncur (sliding
tackling) dengan kaki bagian luar.
|
2. Latihan Formasi
Permainan Sepakbola
Dalam permainan sepakbola suatu kesebelasan dituntut
mampu mengendalikan permainan selama 2 x 45 menit. Karena sepakbola merupakan
permainan beregu, dalam memainkan bola perlu adanya koordinasi atau kerjasama
yang akurat di lapangan.
Saat melakukan serangan ke daerah pertahanan,
sekalipun sedang mendapat tekanan dari kesebelasan lawan, seluruh pemain harus
dapat mengantisipasi setiap gerakan lawan ke manapun ia berpindah. Di samping
itu kerja sama harus baik, taktik dan teknik penguasaan yang diperagakan oleh
setiap pemainpun sangat mendukung terbentuknya tim yang tangguh.
a. Sistem Penyerangan
Sistem penyerangan yang ideal untuk permainan
menyerang yang modern adalah system 1,1,4,4,1.
Para pemainharus mampu menciptakan serangan secara kreatif dari hampir
semua posisi dalam struktur tim. Tim Brazil sudah mendemontrasikan kemenangan
tersebut pada World Cup (Piala Dunia) tahun 1994. namun, keberhasilan sistem
inipun banyak ditentukan oleh bagaimana tim yang bersangkutan terbentuk.
Tim yang baik bergantung pada banyak faktor.
Keberhasilan biasanya dating dari penilaian yang tepat terhadap kemampuan dan
keterampilan para pemain untuk tujuan tim. Tim terbaik biasanya memiliki
pemain-pemain yang menonjol dalam posisi kuncinya, baik dalam posisi pertahanan
tengah, maupun pemain lapangan tengah (mildfielder), dan penyerang (striker).
Pemain yang menonjol biasanya mempunyai keterampilan
yang efektif dalam kondisi tertentu, sehingga dapat menyumbangkan peran yang
besar dalam keberhasilan tim.
|
b. Formasi Permainan Sepakbola
Semua tim
sepakbola membutuhkan suatu struktur dengan para pemain terorganisir dalam
suatu bentuk dasar yang disebut formasi.
Formasi sering dijelaskan menurut jumlah pemain di lapangan dari
pertahanan ke depan, jadi 4-4-2 menggambarkan suatu system yang terdiri dari
empat pemain bertahan, empat gelandang dan akhirnya dua pemain penyerang.
Berikut ini adalah
beberapa formasi dan system yang paling penting dalam sejarah sepakbola antara
lain :
1) Latihan formasi 4-2-4
Ciri-ciri utama dari formasi 4-2-4 adalah
sebagai berikut :
(1) Pertahanan
cukup kuat karena adanya empat pemain belakang.
(2) Karena
kedua back sayap dapat ikut membantu penyerangan, maka back tengah harus
mempertahankan bagian belakang.
(3) Pada saat penyerangan, keempat pemain
ujung tombak tersebut akan ada di depan. Dalam hal ini, pemain sayap harus
membantu dengan cara mengecohkan pertahanan lawan.
(4) Di tengah
lapangan, pemain pe-nyerang mengadakan pertukaran posisi secara diagonal, harus
melepaskan diri dari penjagaan lawan untuk menerima operan dari pemain tengah.
|
2) Latihan formasi 4-3-3
Ciri-ciri utama dari formasi 4-3-3
adalah sebagai berikut :
(1)
Dukungan pemain lapangan
tengah menguntungkan kestabilan pertahanan.
(2)
Pemain lapangan tengah
dapat melakukan terobosan yang tiba-tiba ke arah pertahanan lawan.
(3) Pemain gelandang tengah berperan
sebagai pengatur dalam membangun permainan, mengatur penyerangan dan juga
memperhatikan pertahanan.
(4) Dari ketiga
penyerangan diperlukan seorang untuk mengatur penyerangan ke daerah lawan.
(5) Pemain
sayap dapat bergerak lebih bervariasi atau lebih cepat lagi.
|
3) Latihan Formasi 4-4-2
Ciri-ciri
utama formasi 4-4-2 adalah sebagai berikut :
(1)
Pertahanan bertambah kuat dengan pemain lapangan tengah.
(2)
Dengan kecenderungan pertahanan dan pemusatan perhatian
pada penguasaan lapangan tengah, mengakibatkan pemain lawan terkecoh.
(3) Keberhasilan hanya dapat dicapai
dengan penyerangan pemain depan dan terobosan-terobosan cepat dari pemain
lapangan tengah.
(4) Kedua
pemain penyerang tidak terikat pada posisi penyerangan tertentu. Mereka harus mempunyai daya juang dan teknik
bola yang tinggi.
(5) Formasi ini
dipakai jika lawan secara umum memiliki kemampuan yang lebih tinggi, sedangkan
tim sendiri memiliki daya juang yang lebih tinggi.
|
4) Latihan formasi 3-2-5
Ciri-ciri
utama formasi 3-2-5 adalah sebagai berikut :
(1)
Tiga pemain belakang terdiri dari back
kanan, libero dan back kiri.
(2)
Dua pemain tengah atau penghubung terdiri dari gelandang
kanan dan gelandang kiri.
(3)
Lima pemain depan terdiri dari kanan luar, kanan dalam,
penyerang tengah, kiri dalam dan kiri luar.
|
5) Latihan formasi 5-3-2
Ciri-ciri
utama formasi 5-3-2 adalah sebagai berikut :
(1)
Dua pemain depan terdiri dari
penyerang kanan dan penyerang kiri.
(2)
Tiga pemain tengah atau penghubung terdiri dari gelandang
kanan, gelandang tengah, dan gelandang kiri.
(3)
Lima pemain belakang terdiri dari stopper, back kanan
dalam, back kanan luar, back kiri dalam, dan back kiri luar.
|
3.
Peraturan
Permainan Sepakbola
a.
Pelanggaran-pelanggaran
dan kelakuan tidak sopan
1)
Seorang
pemain yang dengan sengaja melakukan salah satu dari sembilan pelanggaran
berikut:
a)
Menyepak/mencoba
menyepak lawan.
b) Menjegal lawan/menjatuhkan lawan dengan
kaki kiri dari depan/belakang.
c)
Melompati
seorang pemain lawan.
d) Menyerang pemain lawan dengan kasar atau
berbahaya.
e)
Menyerang
lawan dari belakang, kecuali jika ia menghalang-halangi.
f)
Memukul
atau mencoba memukul lawan/meludainya.
g) Memegang lawan.
h) Mendorong lawan.
i)
Memegang
bola, yaitu membawa, memukul atau mendorong bola dengan tangan atau lengan
(kecuali penjaga gawang yang berada di daerah tendangan hukumannya sendiri).
2)
Seorang
pemain yang melakukan satu dari lima
pelanggaran berikut :
a)
Cara bermain yang dianggap berbahaya.
b) Menyerang
secara jujur, yaitu dengan bahu sewaktu bola tidak berada dalam jarak permainan
dan tidak memainkan bola.
c)
Sewaktu tidak memainkan bola, dengan sengaja
menghalang-halangi lawan.
d) Menyerang
penjaga gawang, kecuali jika ia :
(1) Sedang memegang bola
(2) Menghalang-halangi seorang lawan
(3) Melintas keluar dari daerah gawang
e)
Selagi
bermain sebagai penjaga gawang, semena-mena dalam melakukan siasat (misalnya
mengulur-ulurkan waktu).
3)
Seorang pemain harus diberikan peringatan apabila :
a)
Ia masuk ke dalam lapangan permainan atau masuk kembali
dalam lapangan permainan atau meninggalkan lapangan permainan selama permainan
berlangsung tanpa seizing wasit.
b) Ia tetap terus-menerus melanggar
peraturan permainan.
c)
Ia
menunjukkan dengan kata atau perbuatan ketidaksetujuannya terhadap suatu
putusan yang diberikan wasit.
d) Ia bersalah
karena tindakan tidak sopan.
4)
Seorang pemain harus dikeluarkan dari lapangan permainan
apabila :
a)
Menurut pendapat wasit ia bersalah karena tindakan kasar
atau permainan kotor.
b) Ia
menggunakan kata-kata kotor atau kasar.
c)
Ia tetap melakukan tingkah laku tidak pantas setelah
menerima suatu peringatan.
b.
Tendangan bebas
1) Tendangan bebas diartikan sebagai
tendangan yang bebas dari gangguan lawan sekurang-kurangnya sejauh 9,15 meter.
2)
Tendangan bebas dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a)
Tendangan bebas langsung (dapat mencetak gol secara
langsung).
b) Tendangan
bebas tidak langsung (tidak dapat mencetak gol secara langsung).
3) Apabila
sebelum bola keluar dari daerah tendangan hukuman, bola tersebut dimainkan
oleh:
a)
Pihak bertahan, maka tendangan tersebut diulangi.
b) Pihak
penyerang, maka dihukum dengan tendangan bebas tidak langsung di tempat
kejadian.
c.
Tendangan hukuman
Tendangan
hukuman dan pengusiran dari lapangan merupakan hukuman yang berat dalam
permainan sepakbola. Oleh sebab itu, wasit harus benar-benar harus mengetahui
pelanggaran yang terjadi benar-benar disengaja.
Peraturan pelaksanaan tendangan
hukuman :
1) Tendangan hukuman harus diambil dari titik tendangan hukuman.
2) Kecuali pengambilan tendangan hukuman dan penjaga gawang, semua pemain
harus berdiri di luar daerah tendangan hukuman, paling sedikit berjarak 9,15 meter;
dari letak bola dan di dalam lapangan permainan. Para pemain tersebut boleh
memasuki daerah tendangan hukuman bila bola telah ditendang dan telah bergerak
dengan jarak sepanjang lingkarannya.
3)
Penjaga gawang dengan kedua
kakinya harus tetap ada di atas garis gawang dengan tidak memindahkan kakinya
sampai bola ditendang (bola telah bergerak dengan jarak sepanjang
lingkarannya).
4)
Tendangan hukuman harus
ditendang ke depan.
5)
Pemberian isyarat untuk
mengambil tendangan hukuman baru diberikan, jika kedudukan para pemain telah
sesuai dengan peraturan.
6)
Hukuman diberikan berupa tendangan bebas langsung untuk
lawan di tempat kejadian dan baginya dapat dikenakan kartu kuning atau kartu
merah.
d.
Pelanggaran dari pihak
penahan
Pelanggaran yang dilakukan oleh pihak penahan antara lain :
1) Penjaga gawang memindahkan kedua kakinya (bergerak) sebelum bola
ditendang.
2) Penahan masuk ke daerah tendangan hukuman (kurang dari 9,15 meter dari
bola) sebelum bola ditendang.
3) Perbuatan, sikap atau ucapan yang tidak sopan pada saat dilakukan
tendangan hukuman.
e.
Pelanggaran dari pihak
penyerang
Pelanggaran yang dilakukan oleh penyerang antara lain :
1) Penyerang masuk ke daerah
tendangan hukuman (kurang dari 9,15 meter dari bola) sebelum bola ditendang
(kecuali pemain yang mengambil tendangan hukuman).
2) Bola tidak ditendang ke depan.
3) Pemain yang mengambil tendangan hukuman melakukan gerakan untuk
membingungkan penjaga gawang.
4) Perbuatan, sikap atau ucapan yang tidak sopan pada saat dilakukan
tendangan hukuman.
|
||||
Tugas Perseorangan
A. Berilah
tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e yang merupakan jawaban paling
benar!
1.
Cara merampas bola yang tidak diperbolehkan dalam permainan
sepakbola adalah . . . .
a.
dengan berhadapan
b.
sliding
tackling dengan kaki bagian dalam
c.
sliding
tackling dengan kaki bagian luar
d.
dengan tanpa menjatuhkan diri
e.
dengan mendorong lawan
2.
Formasi dalam permainan sepakbola dapat diartikan sebagai
cara . . . .
a.
pertahanan pemain belakang
b.
penyerangan pemain depan
c.
penempatan pemain
d.
kombinasi serangan
e.
variasi pertahanan dan penyerangan
3.
Yang tidak termasuk sistem bermain sepakbola yang sering
digunakan berikut ini adalah . . . .
a.
sistem 4-4-2
b.
sistem 4-2-4
c.
sistem 5-3-2
d.
sistem 4-3-3
e.
sistem 1-3-3-3
4.
Sistem bermain sepakbola dengan menggunakan libero adalah .
. . .
a.
sistem 4-4-2
b.
sistem 4-2-4
c.
sistem 5-3-2
d.
sistem 1-3-3-3
e.
sistem 4-3-3
5.
Posisi pemain yang bertugas sebagai penyerang tengah
dinamakan . . . .
a.
centre back
b.
full back
c.
striker
d.
poros hadang
e.
centre back
6.
Pola
pertahanan satu jaga satu di daerah pertahanan dinamakan . . . .
a.
Man to man
b.
Zone marking
c.
Zone defence
d.
Total marking
e.
Total marking
7.
Yang tidak termasuk pola penyerangan dalam permainan
sepakbola berikut ini adalah . . . .
a.
pola melakukan gerakan tersusun
b.
pola bermain menghadapi tembok
c.
pola bermain terencana
d.
pola sapu bersih
e.
pola mencari ruang kosong
B. Jawablah pertanyaan di bawah
ini dengan singkat dan tepat!
1.
Jelaskan cara melakukan latihan gerak tipu permainan sepakbola!
2.
Jelaskan cara melakukan latihan teknik menyundul bola permainan sepakbola!
3.
Jelaskan cara melakukan merampas bola (Tackling) permainan sepakbola!
4.
Sebutkan macam-macam bentuk formasi permainan sepakbola!
Latihan
Nomor Atletik
1.
Teknik Dasar Lari Jarak Pendek (Sprint)
Lari jarak pendek (Sprint)
adalah suatu cara lari dimana pelari harus menempuh jarak tertentu (100 m, 200
m, dan 400 m) dengan kecepatan semaksimal mungkin. Dalam perlombaan lari jarak
pendek ada yang dilakukan tanpa melalui rintangan dan ada yang melalui
rintangan, serta ada yang dilakukan dengan cara bersambung/beranting (estafet).
Kunci pertama yang harus
dikuasai oleh pelari jarak pendek/sprint adalah start atau pertolakan. Karena
keterlambatan atau ketidaktelitian pada waktu melakukan start sangat merugikan
pelari jarak pendek (sprinter). Oleh sebab itu, cara melakukan start yang baik
harus benar-benar diperhatikan dan dipelajari serta dilatih secermat mungkin.
Start atau pertolakan dalam atletik ada
tiga bentuk, yaitu : (1) Start berdiri
(standing start), (2) Start melayang
(flying start), dan (3) Start jongkok
(crouching start). Pada buku Penjas
jilid 1 ini akan dipaparkan teknik start jongkok.
a.
Latihan Teknik
Start Jongkok
Start
jongkok dipergunakan oleh pelari cepat, akan tetapi sekarangpun banyak pelari
800 meter menggunakan start jongkok. Urutan gerakan dan sikap dalam start jongkok
(berlutut) dibagi menjadi tiga tahapan yaitu : (1) Sikap start
setelah aba-aba "bersedia", sikap start setelah aba-aba "siaaaaap", dan sikap start
setelah aba-aba “ya atau bunyi
pistol”.
Dilihat dari cara melakukannya,
start jongkok ada tiga macam antara lain : (1)
Start pendek (bunc start), (2)
Start menengah (medium start), dan (3)
Start panjang (long start). Ketiga
macam bentuk start jongkok tersebut terlihat pada gambar berikut ini.
|
1)
Sikap start pada aba-aba “Bersedia”
Pelari maju ke depan garis
start. Kemudian melangkah mundur untuk menempatkan kaki, bertumpu pada balok
start. Kaki yang kuat ditempatkan di
depan (biasanya kaki kiri). Berlutut
(lutut kaki belakang diletakkan di tanah, lutut kaki depan bergantung lemas.
Selanjutnya bersihkan tangan, kemudian letakkan tangan tepat dibelakang garis
start.
Cara
melakukan start pada aba-aba “Bersedia”
adalah sebagai berikut :
(1)
Letakkan tangan
lebih lebar sedikit dari lebar bahu.
Jari-jari dan ibu jari membentuk huruh V terbalik. Bahu condong ke depan, sedikit di depan
tangan dan lengan lurus.
(2)
Kepala sedemikian
rupa sehingga leher tidak tegang, dan pandangan ke depan kira-kira 2,5 meter di
muka garis start.
(3)
Tubuh/badan
kendor (rileks).
(4)
Pusatkan perhatian
pada aba-aba berikutnya.
(5)
|
Jarak letak kaki terhadap garis start tergantung dari
bentuk start yang digunakan.
2)
Sikap start pada aba-aba “Siap”
Cara melakukan start pada
aba-aba “Siap adalah sebagai berikut :
(1)
Kedua lengan menopang berat badan.
Bahu di atas dan sedikit ke depan dari kedua tangan.
(2)
Angkat
pantat sampai lutut-depan membentuk sudut 90° (1)
dan pantat diangkat sedikit lebih tinggi dari bahu (2).
(3)
Kepala rendah,
leher tetap kendor, pandangan ke bawah
1 – 1,5 meter di muka garis start.
(4)
Lengan tetap lurus,
siku jangan bengkok.
(5)
Pada
waktu mengangkat panggul, ambil nafas dalam-dalam.
(6)
|
Pusatkan perhatian pada bunyi pistol start.
3)
Sikap start pada aba-aba “Ya”
Cara melakukan start pada
aba-aba “Ya adalah sebagai berikut :
a)
Ayunkan lengan kiri
ke depan dan lengan kanan ke belakang kuat-kuat.
b)
Kaki kiri menolak
kuat-kuat sampai terkejang lurus. Kaki
kanan melangkah secepat mungkin, dan secepatnya mencapai tanah. Langkah pertama ini
kira-kira 45 cm sampai 75 cm di depan garis start.
c) Berat badan harus meluncur lurus ke depan. Dari sikap jongkok berubah ke sikap lari,
berat badan harus naik sedikit demi sedikit.
Jangan
ada gerakan ke samping.
d)
Langkah lari makin
lama makin menjadi lebar. Enam sampai sembilan langkah pertama adalah merupakan
langkah peralihan, dari langkah-langkah start ke langkah-langkah lari dengan
kecepatan penuh. Secara
berangsur-angsur pandangan mata diarahkan ke garis finish.
e)
Bernafaslah seperti
biasa (menahan nafas berarti akan menenangkan badan).
|
b.
Latihan Teknik
Gerakan Lari
Setelah
melakukan gerakan start dengan langkah-langkah peralihan yang meningkat makin
lebar dan condong badan yang berangsur-angsur berkurang, maka kemudian
dilanjutkan dengan melakukan gerakan lari cepat.
Cara
melakukan gerakan lari cepat adalah sebagai berikut:
(1)
Kaki bertolak
kuat-kuat sampai terkejang lurus.
(2)
Lutut diangkat
tinggi-tinggi (setinggi panggul). Tungkai bawah mengayun ke depan untuk
mencapai langkah lebar (lebar langkah sesuai dengan panjang tungkai).
(3)
Usahakan agar badan
tetap rileks, badan condong ke depan dengan lutut antara 25-30 derajat.
(4)
Lengan bergantung
di samping tubuh secara wajar. Siku
ditekuk kira-kira 90 derajat. Tangan menggenggam kendor.
(5)
Punggung
lurus dan segaris dengan kepala.
(6)
Pandangan
lurus ke depan.
(7)
Pelari
harus menggerakkan kaki dengan frekuensi yang setinggi-tingginya dan langkah
yang selebar mungkin. Panjang langkah
dapat mencapai 2,30 meter tergantung panjang tungkai pelari.
|
c.
Latihan Teknik Gerakan Memasuki Garis Finish
Teknik melewati garis finish ada tiga macam sesuai
dengan kebutuhan. Pertama lari terus tanpa melakukan
apa-apa dan berusaha berhenti kira-kira setelah 5 meter melewati garis finish
Dalam peraturan atletk, bahwa seorang pelari dianggap sudah memasuki garis finish
(dimana stopwatch) dimatikan dan waktu larinya diambil) ketika togoknya
menyentuh bidang tegak garis finish. Dengan demikian, jika dua orang pelari
atau lebih memasuki garis finish secara bersamaan diperlukan adanya foto finish
untuk melihat pelari mana yang bagian togoknya menyentuh garis finish terlebih
dahulu.
|
2. Latihan Lari Jarak Menengah
Prestasi
pelari jarak menengah tergantung pada beberapa unsur antara lain : (1) Strategi
penggunaan tenaga dan waktu yang tepat, (2) Pada latihan-latihan yang
dilakukan, (3) Pada sikap disiplin terhadap istirahat dan makanan untuk
menambah daya energi pelari.
Ketiga
unsur tersebut, unsur pertama adalah yang paling penting. Karena strategi penggunaan waktu dan tenaga
yang tepat berarti pelari menggunakan tenaganya secara ekonomis sewaktu
berlari. Untuk itu, pelari harus mampu
mengatur gerak lari, daya tahan tubuh, bernapas, dan kecepatan larinya agar
mencapai garis finish sekaligus meraih kemenangan.
Di
sini pelari perlu memahami cara mengatur panjang dan frekuensi langkahnya dalam
perbandingan yang seimbang dengan staminanya.
Frekuensi langkah adalah banyaknya langkah per menit. Kalau hal tersebut diperhatikan, saat berlari
pelari mengetahui berapa kecepatannya selama berlari, bagaimana mengatur
nafasnya, dan kapan meningkatkan kecepatan puncak larinya saat menjelang garis
finish.
Lari
jarak menengah (800 m, 1500 m, dan 3000 m) sedikit berbeda dengan gerakan lari
jarak pendek (sprint). Tetapi pada garis besarnya perbedaan itu terutama pada
cara kaki menapak. Pada lari jarak
menengah, kaki menapak pada ujung kaki-tumit dan menolak dengan ujung kaki.
Sedangkan pada lari jarak pendek, menapak dengan ujung-ujung kaki, tumit
sedikit sekali menyentuh tanah. Di samping itu, lari jarak menengah dilakukan
dengan gerakan-gerakan lebih ekonomis untuk menghemat tenaga.
Dalam lari jarak menengah, pelaksanaan startnya dilakukan
dengan menggunakan start berdiri, yang aba-abanya hanya “bersedia” dan “ya”.
Dikatakan start berdiri karena pelaksanaannya dilakukan dengan berdiri. Ketika
aba-aba “bersedia” terdengar, pelari segera maju mendekati garis start dan
menempatkan salah satu kakinya di belakang garis dan kaki lain di belakang kaki
yang lain berjarak selebar bahu. Badan agak bungkuk dan kedua lengan
ditempatkan sedemikian rupa sesuai
dengan penempatan kaki. Begitu aba-aba “ya” terdengar, segeralah lari menempuh
jarak yang ditentukan.
a.
Teknik-teknik Lari
Jarak Menengah
Teknik
atau gaya lari jarak menengah merupakan masalah individual. Meskipun benar
bahwa terdapat bentuk ideal yang menghasilkan keseimbangan sempurna antara
kecepatan maksimum dan upaya menghemat tenaga, permasalahannya tetap ditentukan
oleh individu yang bersangkutan. Secara umum, gaya yang tepat dalam lari jarak
menengah meliputi lima
aspek, yaitu: gerakan keseluruhan, posisi tubuh, ayunan lengan, penempatan
kaki, dan panjang langkah.
1)
Gerak keseluruhan
Secara
umum, keseluruhan gaya dalam lari jarak menengah tidaklah terlalu penting jika
gerak keseluruhan sudah dilakukan efisien, halus, dan rileks. Lengan dan
tungkai harus mengayun secara ritmis dan harus ke depan dan belakang, tidak
dipaksakan atau ditegangkan. Seluruh gerakan tersebut diarahkan ke depan lurus:
kaki menunjuk ke depan, bahu dan panggul tidak terlalu jauh bergerak dari
pusatnya. Lengan mengayun sedikit melintasi tubuh untuk membantu memperoleh
keseimbangan dan gerakan ke depan. Ayunan panggul yang besar akan baik untuk
memperlebar langkah, tetapi akan merusak efisiensi gerak. Oleh karena itu,
langkah yang terlalu panjang merupakan kesalahan serius dalam jarak menengah.
2)
Posisi tubuh
Dalam
banyak hal, sudut tubuh yang tepat merupakan ciri alamiah. Sebagai prinsip
keseimbangan, secara alamiah tubuh akan memulai condong ke depan ketika
kecepatan meningkat. Jadi, kita tidak
usaha mempermasalahkan berapa sudut yang tepat dan tubuh ketika lari. Bisa
dianggap sebagai masalah jika pada saat lari tubuh pelari tidak membentuk suatu
garis lurus, yang harus terlihat mulai dari kepala hingga ujung kaki yang
kontak dengan tanah.
Untuk
menghindarinya, lakukan dengan cara menempatkan titik pandangan yang
juga merupakan pemandu posisi kepala. Umumnya, jika fokus pandangan kita
ditujukan pada titik yang tepat, posisi kepala juga dibawa ke posisi yang
tepat, sehingga sudut kecondongan tubuh pun akan mengikuti secara otomatis.
3)
Ayunan lengan
Gerakan
lengan haruslah merupakan suatu ayunan yang rileks dan berirama yang berpangkal
pada sendi bahu. Ketegangan dan penambahan ayunan yang berlebihan harus
dihindari, karena malah akan merugikan dalam hal kehilangan keseimbangan dan
efisiensi gerak. Jika dianggap bahwa gerakan lengan akan mendorong percepatan
gerakan kaki, hal ini salah, karena yang terjadi sebaliknya. Katika percepatan semakin meningkat, pergerakan ayunan
lengan pun sendirinya akan meningkat dan lebih bertenaga. Gerakan lengan
tersebut adalah bagian dari aksi seluruh tubuh.
Posisi dan gerakan lengan pada saat itu adalah sebagai
berikut:
a)
Jatuhkan lengan di samping badan dan rileks, jari-jari tidak dibuka tetapi
sebagian terkepal.
b)
Angkat kedua tangan pada ketinggian pinggul atau dibawahnya, sehingga
keduanya tetap rileks. Biarkan lengan
memngayun dari gelang bahu.
c)
Lengan jangan
didorong secara berlebihan, biarkan keduanya bergerak sesuai berat dan tenaga
ayunannya sendiri.
d)
Sudut dari lengan
atas dan lengan bawah tetap sama setiap waktu dan tidak menyebabkan lengan
berayun tinggi dan mendekati muka.
4)
Kontak kaki
Penempatan
kaki akan bergantung pada gaya
lari yang dikembangkan dan kecepatan setiap langkahnya. Perkenaan kaki atau
kontak kaki dengan tanah harus terjadi pertama kali pada bola-bola kaki.
Kemudian, berat tubuh akan jatuh dengan ringan ke arah tumit, lalu kembali lagi
ke bola-bola kaki dan keujung, bergantung pada kecepatan yang sedang ditempuh,
lamanya kontak kaki akan bervariasi. Jika kecepatan lari lebih tinggi, waktu
kontak akan lebih singkat.
5)
Panjang langkah
Sebelumnya
dipercaya bahwa pangjang langkah dalam lari jarak menengah adalah harus
men-dukung prinsip efisiensi. Artinya, panjang langkah tersebut harus dalam
jarak yang memungkinkan untuk menghemat tenaga, tidak terlalu panjang juga
tidak terlalu pendek, disesuaikan dengan panjang kaki si pelari.
|
b. Latihan Teknik Lari
Jarak Menengah
1)
Teknik Start
Start
untuk lari jarak menengah dilakukan dengan berdiri sehingga dinamakan start
berdiri atau “Standing Start”. Teknik
start berdiri ini meliputi cara menjejak serta sikap tangan dan badan.
a)
Latihan Cara Menjejak
Kebanyakan
pelari jarak menengah melakukan cara menjejak dengan bagian luar pertengahan
kaki.
|
b)
Latihan Sikap Tangan
dan Badan
Buku-buku
jari mengahadap keluar. Tangan
menggantung lemas (rileks). Jari-jari
ditekuk dengan lembut, sementara ibu jari diletakkan di atas telunjuk. Tangan menyiku membentuk sudut. Sudut yang dibentuk tidak 90°
seperti pada lari jarak pendek, tetapi lebih besar, yaitu : 100-110°.
Sikap
badan tegak seperti sikap bila berjalan, sehingga kecondongan badan hampir
tidak terlihat. Demikian pula posisi
kepala seperti ketika sedang berjalan.
|
2)
Latihan Teknik Lari
Karena jaraknya lebih jauh dari jarak lari cepat,
sudah tentu pelari jarak menengah mengayuh kecepatannya sedikit lebih
lambat. Selama berlari, kaki mengayuh
teratur dan mendarat dengan tumit, lalu menggelinding ringan ke ujung jari-jari
kaki. Sementara itu, ayunan lutut ke
depan tidak setinggi pinggul. Ayunan
atau gerakan tungkai bawah dari belakang ke depan juga tidak tinggi. Menjelang masuk garis finish (biasanya 400
meter terakhir), pelari dapat mempercepat kayuhan kaki untuk meningkatkan
kecepatan. Percepaatn ini harus
diperhitungkan sematang mungkin agar semakin mendekati garis finish kecepatan
semakin memuncak.
Agar teknik berlari dapat dilakukan dengan benar,
pelari perlu menjalani bentuk latihan sebagai berikut :
a)
Latihan
dasar
Latihan dasar antara lain sebagai berikut :
(1)
20% latihan conditioning, yaitu menjaga kondisi tubuh dengan
latihan-latihan senam memakai alat atau tanpa alat. Kemudian latihan dilakukan dengan latihan
sirkuit dan latihan total atau menyeluruh.
(2)
40% latihan ketahanan untuk tetap lari (10-15 km di lapangan yang
bervariasi dan dengan langkah-langkah biasa).
(3)
10% latihan interval, berupa latihan lari 10-30 kali untuk jarak 100-200
meter dengan pengerahan tenaga yang sedang-sedang saja. Pemulihan tenaga berlangsung selama 1-2
menit.
(4)
10% fartlek,
yakni satu jam lan penlahan. diselingi dengan lari yang dipercepat, lari
naik turun bukit. Selama
berlatih, langkah diperlebar dan lari dipercepat.
(5)
20% latihan mempertahankan tempo, berupa menempuh jarak 4-8 kali (jarak
1.000-2.000 meter), dengan pengerahan tenaga sedang. Waktu pemulihan tenaga antara 3-5 menit.
b)
Latihan
khusus
Porsi latihan khusus ini dilakukan setelah mahir
menjalani latihan dasar.
(1)
10% latihan lereng, yaitu lari 10-20 kali untuk jarak 100 m, dilanjutkan
dengan lari mendaki lereng yang landai untuk kelompok dengan pengulangan 5 kali
dan mendaki bukit. Waktu pemulihan
tenaga selama 3 menit.
(2)
30% latihan ketahanan lari (lebih dipercepat, namun tidak terlalu lama).
(3) 30% latihan mempertahankan
kecepatan pada jarak antara 300 – 500 meter.
Pengulangan lari dilakukan sebanyak 3-6 kali dengan pemulihan tenaga
selama 6-8 menit.
(4) 10% fartlek (dapat dilakukan di
pantai).
(5) 20% latihan interval yang
sedikit lebih cepat.
c)
Latihan
perlombaan
Proses latihan yang dilakukan
pada perlombaan berbeda dengan latihan dasar dan khusus. Perhatikan dan lakukan latihan-latihan
berikut dengan tekun. Bentuk latihan menjelang perlombaan antara lain
sebagai berikut :
(1)
30% lari lintas alam (cross country, fartlek atau lari biasa.
(2)
40% langkah lomba lari, lebih pendek dari jarak
lomba lari jarak jauh. Latihan ini
diulang 2-4 kali, dengan kecepatan lari seperti dalam perlombaan. Masa pemulihan tenaga berlangsung selama 10-20 menit.
(3)
20% interval training, diulang hanya beberapa kali, lebih cepat tetapi
dengan pengerahan tenaga yang sedang-sedang saja.
(4) 10% latihan sprint 1.000-1.500
meter, dilakukan dengan cepat dan sedikit lebih lama.
(5) Perlombaan dilakukan sekali
seminggu tidak harus selalu berupa event khusus.
3)
Teknik melewati garis finish
Teknik untuk melewati garis finish pada lari jarak
menengah, sama seperti pada lari jarak pendek.
Pemahaman dan penguasaan terhadap teknik gerakan melewati garis finish
ittu penting dimiliki oleh setiap pelari.
Yaitu untuk menjaga bila ada saat memasuki garis finish ada beberapa
pelari yang bersamaan.
|
c.
Hal-hal penting dan petunjuk-petunjuk dalam lari jarak
menengah
1)
Hal-hal
yang penting dalam lari jarak menengah
a)
Badan harus selalu kendor selama lari.
b)
Lengan diayunkan seenaknya dan tidak terlalu tinggi seperti pada lari jarak
pendek.
c)
Badan condong ke depan kira-kira 150 derajat dari garis vertikal.
d)
Langkah tetap lebar dengan tekanan pada ayunan kaki ke depan. Lebar langkah
harus sesuai dengan panjang tungkai.
e)
Penguasaan pada kecepatan lari dan kondisi fisik serta daya tahan yang baik
merupakan hal yang sangat penting bagi pelari jarak menengah.
2)
Petunjuk-petunjuk
dalam lari jarak menengah
a)
Berlarilah di sisi lintasan yang paling dalam dari lintasan.
b)
Secepat mungkin mengambil posisi sebagai pelari terdepan atau mengikuti
pelari terdepan.
c)
Kalau ingin melampaui lawan, lakukanlah secepatnya.
d)
Usahakan berlari kecepatan yang “tetap” mulai dari start sampai kurang 200
meter dari garis finish, dan mulailah dari sisi berusaha untuk mengejar lawan
atau meninggalkan lawan, dan melakukan lari cepat terakhir kira-kira 50 meter
menjelang finish.
e)
Dalam keadaan yang terjepit, di muka dan disampingnya tertutup oleh lawan,
perlambat sedikit menjelang sampai di bagian yang lurus, dan kemudian
secepatnya melampaui lawan sampai kira-kira 5 meter di depannya, kemudian lari
dengan kecepatan sampai sekurang-kurangnya 5 meter setelah garis finish,
lebih-lebih jika terjadi pelari yang hampir bersamaan mencapai finish.
3)
Pedoman pengaturan kecepatan
untuk lari jarak menengah
Tabel 3.1
Pedoman lari jarak menengah 800 meter
Rata-rata
200 m
|
Pada
200 m
|
Pada
400 m
|
Pada
600 m
|
Pada
800 m
|
34,0
|
31,0
|
66,0
|
1:41,0
|
2:16,0
|
32,5
|
29,5
|
63,0
|
1:36,6
|
2,10,0
|
31,0
|
28,0
|
60,0
|
1:32,2
|
2:04,0
|
30,0
|
27,0
|
58,0
|
1:29,3
|
2:00,0
|
29,5
|
26,6
|
57,0
|
1:27,9
|
1:58,0
|
Tabel 3.2
Pedoman lari jarak menengah 1500 meter
Rata-rata
300 m
|
Pada
700 m
|
Pada
1100 m
|
Pada
400 m
|
Pada
1500 m
|
56,0
|
2:16,0
|
3:37,0
|
80,0
|
5:00,0
|
53,5
|
2:09,5
|
3:26,5
|
75,7
|
4:44,0
|
50,5
|
2:03,0
|
3:15,5
|
71,5
|
4:28,0
|
48,5
|
1:56,0
|
3:04,5
|
76,2
|
4:12,0
|
46,5
|
1:51,0
|
2:55,5
|
64,0
|
4:00,0
|
46,0
|
1:49,0
|
2:52,5
|
62,9
|
3:56,0
|
3. Lompat Tinggi
a.
Pengertian dan
Sejarah Lompat Tinggi
b.
Latihan Lompat Tinggi
Gaya Guling
(Straddle)
1)
Latihan
Teknik Dasar
Teknik
dasar lompat tinggi gaya
guling (straddle) terbagi dalam beberapa tahap, yaitu : awalan, tolakan, sikap
tubuh di atas mistar, dan sikap tubuh sewaktu mendarat. Secara rinci akan dibahas satu persatu
sebagai berikut :
a)
Latihan awalan
Cara melakukan awalan adalah sebagai berikut :
(1)
Mengambil awalan dari arah samping (menyudut) jika menolak dengan kaki
kiri, maka awalan dari aeah kiri, dan sebaliknya.
(2)
Sudut awalan dengan mistar ± 35-40 derajat.
(3)
Awalan biasanya menggunakan langkah ganjil, misalnya 5,7,9 langkah dan
seterusnya. Makin
tinggi mistar, makin jauh awalannya.
(4)
Yang harus
diperhatikan, 3 langkah terakhir harus dilakukan lebih cepat dan panjang.
|
b)
Latihan tolakan
Melakukan
tolakan yang tepat dengan keseimbangan yang sempurna akan membantu pelompat
meraih daya lenting. Cara melakukan
tolakan adalah sebagai berikut :
(1)
Saat akan menolak,
badan agak diturunkan atau direndahkan.
(2)
Kaki tolak lurus,
sedangkan kaki ayun dibengkokkan.
(3)
Kaki ayun (kanan) diayunkan lurus dan kuat ke atas di samping mistar.
(4)
Bersamaan dengan itu, kaki tolak (kiri) ditolakkan sekuat-kuatnya (menolak
dengan tumit).
(5)
Untuk mendapatkan hasil tolakan yang tinggi, dibantu dengan mengayunkan
kedua tangan.
|
c)
Latihan sikap badan di atas mistar
Sikap badan di atas mistar menentukan pelompat melakukan
lesatan ke atas, depan dan jatuh dalam keadaan yang mulus. Cara melakukan sikap badan di atas mistar
lompat adalah sebagai berikut :
(1)
Setelah kaki ayun melewati di atas mistar, badan dengan cepat dibalikkan
serta kepala ditundukkan.
(2)
Pantat lebih tinggi
dari pundak.
(3)
Kaki tolak dilipat, kemudian digerakkan dari samping.
(4)
Saat tangan kanan dan kepala berada di bawah mistar, tangan kiri diayunkan
dan dilipat di atas punggung, supaya tidak menyentuh mistar.
|
d)
Latihan mendarat
Saat
mendarat adalah penting agar tubuh pelompat dapat jatuh dengan sempurna dan
tidak menimbulkan cidera, cara melakukan
pendaratan adalah sebagai berikut :
(1)
Pertama kali jatuh mendarat yaitu kaki ayun dan kedua tangan.
(2)
Bila tempat mendarat menggunakan matras dan hasil lompatan sempurna, maka
mendarat akan terjadi pada sisi kanan tubuh dan mengguling dengan bahu terlebih
dahulu.
|
2) Pertimbangan-pertimbang
Teknis
a)
Kesalahan-kesalahan yang
sering terjadi
(1)
Awalan kurang baik,
kurang cepat atau terlalu cepat.
(2)
Pada waktu menumpu
kurang kuat menolak kaki tumpuan, kurang me-nengadah, sehingga kecepatan maju
tidak berubah menjadi gerak ke atas.
(3)
Pada waktu melewati
mistar kepala mendahului melewati mistar, sehingga titik ketinggian maksimum
tidak tepat di atas mistar, tetapi berada di depan atau di belakang mistar,
meskipun sebagian badannya telah melewati mistar, tetapi bagian yang lain akan
menyentuh mistar.
b)
Hal-hal yang harus dihindari
(1)
Memperpendek langkah
akhir (pada awalan).
(2)
Kecondongan badan ke
depan.
(3)
Pengangkatan tak penuh dari kaki ayun.
(4)
Kaki penolak yang
bengkok pada saat take-off.
(5)
Kaki penolak naik
tanpa dibengkokkan.
(6)
Badan dilengkungkan ke belakang di atas mistar.
(7)
Memutar badan pada samping kanan yang semestinya pada bagaian perut.
(8)
Rotasi tak cukup dari pinggang pada waktu di atas mistar.
c)
Hal-hal yang harus diutamakan
(1)
Rendahkan titik pusat
gravitasi pada saat langkah terakhir.
(2)
Bertolak dan
angkatlah vertikal ke atas dengan gerakan yang betul dari lengan.
(3)
Angkatlah kaki ayun
dengan gerak tendangan.
(4)
Luruskan kaki ayun pada saat ini melewati kaki penolak.
(5)
Angkatlah kaki tolak bengkok ke arah bahu.
(6)
Turunkan kepala dan
bahu.
(7)
Turunkan kaki ayun di sebelah lain dari mistar.
(8)
Bukalah keluar dengan kaki tolak.
3)
Peraturan
perlombaan lompat tinggi
a)
Mistar lompat
Mistar
dapat dibuat dari metal atau kayu, berbentuk bulat atau segitiga dengan
diameter minimum 25 mm dan maksimum 30 mm, dengan permukaan yang datar/rata
pada kedua ujung yang berguna untuk meletakkannya pada papan penopang. Panjang
mistar minimal 3,64 m dan maksimal 4,00 m, berat mak-simal 2,2 kg.
b)
Lintasan awalan dan tempat tolakan kaki
Panjangnya awalan tidak terbatas, dan minimal panjangnya
5 m.
c)
Tiang lompat
Untuk
lompat tinggi semua tiang dapat dipakai asalkan kokoh, cukup tinggi, mudah
memasang/menaikkan mistar dengan 5 atau 10 cm.
d)
Tempat mendarat
Tempat mendarat minimal 4 x 5 m, dapat ditutup dengan
matras lompat atau karet busa pengalas lompatan.
e)
Peraturan lain
Sebelum
perlombaan dimulai, seorang juri akan mengumumkan tinggi mistar pertama dan
tinggi kenaikkan mistar. Seorang pelompat boleh memulai melompat pada
ketinggian mistar yang dia inginkan di atas tinggi mistar minimal/ pertama.
Tiga kegagalan lompatan berturut-turut, si pelompat tidak berhak meneruskan
perlombaan lagi. Tolakan kaki pada
lompat tinggi harus dilakukan oleh satu kaki.
f)
Peserta
Peserta
dapat berlomba tanpa atau pakai spikes dengan sol yang tidak boleh tebal dari
13 mm. Giliran pelompatan diberikan 1,5 menit setiap lompatan. Bila terjadi
lompatan yang sama (tie), peserta dengan lompatan terkecil pada ketinggian
dimana tie terjadi, dia pemenangnya.
Bila
tie ini masih sama, peserta dengan jumlah yang gagal terkecil dari perlombaan,
dia yang menang. Bila masih sama, peserta yang jumlah lompatannya terkecil dari
seluruh perlombaan dia menang. Bila masih sama dan ini berkenan dengan
penentuan juara I, harus diadu lagi (jump off). Setiap peserta yang terlibat
tie untuk menentukan diberi hak melompat satu kali lagi pada ketinggian yang ia
gagal. Dan bila tak ada keputusan, mistar akan diturunkan setiap 1 cm setiap
lompatan, sampai tie ini dapat dipecahkan.
|
||||
Tugas
Perseorangan
A.
Berilah
tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e yang merupakan jawaban paling
benar!
1. Yang termasuk nomor lari jarak pendek
adaklah . . . .
a.
100 m, 200 m, 400 m
b.
100 m, 200 m, 800 m
c.
200 m, 400 m, 800 m
d.
400 m, 800 m, 1.500 m
e.
800 m, 1.500 m, 3.000 m
2.
Kunci
pertama yang harus dikuasai dalam lari jarak pendek adalah . . . .
a.
kecepatan lari
b.
start/pertolakan
c.
panjang langkah kaki
d.
kecondongan badan
e.
koordinasi gerakan
3.
Start yang digunakan dalam lari jarak pendek adalah . . . .
a.
start berdiri
b.
start melayang
c.
start jongkok
d.
start duduk
e.
start bersipuh
4.
Letakkan tanga lebih lebar sedikit dari lebar bahu,
jari-jari dan ibu jari membentuk huruf V terbalik. Hal ini merupakan start jongkok aba-aba . . .
.
a.
persiapan awal
b.
bersedia
c.
siaap
d.
ya
e.
gerakan lari
5.
Angkat panggul ke arah depan atas dengan tenang sampai
sedikit lebih tinggi dari bahu, jadi garis punggung sedikit menurun ke
depan. Hal ini merupakan start jongkok
aba-aba . . . .
a.
persiapan awal
b.
bersedia
c.
siaap
d.
ya
e.
gerakan lari
6.
Sikap start pada aba-aba “siaap” pandangan ke bawah di muka
garis start sejauh . . . .
a.
1 – 1,5 meter
b.
1,5 – 2 meter
c.
2 – 2,5 meter
d.
2,5 – 3 meter
e.
tidak ada ketentuan
7.
Langkah
pertama setelah aba-aba “Ya” sepanjang .
. . .
a.
25 – 35 cm
b.
35 – 45 cm
c.
45 – 75 cm
d.
50 – 85 cm
e.
tidak ada ketentuan
8.
Cara memasuki garis finish lari jarak pendek adalah . . . .
a.
hentikan kecepatan saat finish
b.
membusungkan dada ke depan
c.
melompat ke depan saat finish
d.
lari terus tanpa sampai 5 meter dari garis finish
e.
tidak ada ketentuan
8.
Perbedaan lari jarak menengah dengan lari jarak pendek
terutama pada . . . .
a.
cara melakukan start
b.
cara mengayunkan lengan
c.
cara kaki menapak
d.
cara mengambil napas
e.
cara memasuki garis finish
9.
Pada
lari jarak menengah kaki menapak pada .
. . .
a.
ujung kaki-tumit
b.
telapak kaki
c.
jari-jari kaki
d.
tumit kaki
e.
seluruh telapak kaki
10.
Pada lari jarak menengah kaki menolak dengan . . . .
a.
ujung kaki
b.
telapak kaki
c.
jari-jari kaki
d.
tumit kaki
e.
seluruh telapak kaki
11.
Lari jarak menengah dilakukan dengan gerakan-gerakan lebih
ekonomis bertujuan untuk . . . .
a.
menambah kecepatan lari
b.
efisiensi gerakan
c.
mengatur strategi berlari
d.
menghemat tenaga
e.
mengatur pernapasan dalam berlari
12.
Start yang digunakan dalam lari jarak menengah adalah . . . .
a.
start pendek
b.
start berdiri
c.
start melayang
d.
start panjang
e.
bunch start
13.
Yang tidak termasuk gaya yang tepat dalam lari jarak
menengah berikut ini adalah . . . .
a.
gerakan keseluruhan
b.
posisi tubuh
c.
ayun lengan
d.
penempatan kaki
e.
mengatur pernapasan
14.
Posisi/kecondongan
badan saat melakukan lari jarak menengah adalah
. . . .
a.
10 – 15 derajat
b.
15 – 20 derajat
c.
20 – 25 derajat
d.
25 – 30 derajat
e.
30 – 45 derajat
15.
Pada saat melewati mistar dimana badan diputar, hal ini
merupakan lompat tinggi gaya . . . .
a.
Western roll
b.
Eastern form
c.
Flop
d.
Straddle
e.
Eastern Cut Form
16.
Panjang langkah awalan lompat tinggi gaya straddle adalah .
. . .
a.
6 langkah
b.
7 langkah
c.
8 langkah
d.
9 langkah
e.
10 langkah
17.
Sudut awalan lompat tinggi gaya straddle adalah . . . .
a.
20 – 30 derahat
b.
35 – 40 derajat
c.
40 – 55 derajat
d.
50 – 60 derajat
e.
70 – 90 derajat
18.
Awalan lompat tinggi gaya straddle biasanya menggunakan
langkah . . . .
a.
ganjil
b.
genap
c.
panjang-panjang
d.
pendek-pendek
e.
tergantung pada pelompat
19.
Gaya
lompat tinggi yang tidak mungkin dilakukan pada bak pendaratan pasir adalah . .
. .
a.
gaya straddle
b.
gaya flop
c.
gaya Cut form roll
d.
gaya eastern roll
e.
gaya weastern form
20.
Saat melakukan tolakan dalam lompat tinggi sebaiknya
menggunakan . . . .
a.
kedua kaki
b.
kaki kanan
c.
kaki kiri
d.
kaki dihentakkan kuat-kuat
e.
salah satu kaki yang terkuat
21.
Sikap badan saat melakukan lompat tinggi gaya straddle
adalah . . . .
a.
telungkup
b.
terlentang
c.
miring ke kiri
d.
miring ke kanan
e.
tergantung kepada pelompat
22.
Saat mendarat dalam lompat tinggi gaya straddle yang baik
adalah . . . .
a.
jongkok
b.
terlentang
c.
terlungkup
d.
berbaring
e.
berdiri
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
singkat dan tepat!
5.
Sebutkan teknik-teknik lari jarak menengah!
6.
Jelaskan perbedaan antara lari jarak menengah dengan lari jarak pendek!
7.
Jelaskan cara melakukan start lari jarak menengah!
8.
Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam lari jarak menengah!
9.
Sebutkan kesalahan-kesalahan dalam melakukan lari jarak menengah!
10.
Sebutkan teknik-teknik lompat tinggi!
11.
Jelaskan perbedaan antara gaya-gaya lompat tinggi!
12.
Jelaskan cara melewati mistar lompat tinggi gaya guling (straddle)!
13.
Sebutkan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan lompat
tinggi gaya straddle!
14.
Sebutkan hal-hal yang harus dihindari dan diutamakan saat melakukan lompat
tinggi gaya straddle!
A. PROGRAM LATIHAN KEBUGARAN JASMANI
1.
Konsep Dasar Latihan Kebugaran Jasmani
Kebugaran
jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan
kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Disadari
atau tidak, sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan
hidup manusia karena kebugaran jasmani bersenyawa dengan hidup manusia.
Kebugaran
jasmani erat kaitannya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran
jasmani yang dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan bagi
setiap individu tidak sama, sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukan.
Kebugaran
jasmani yang dibutuhkan oleh karyawan berbeda dengan anggota TNI, berbeda pula
dengan olahragawan, pelajar, dan sebagainya. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan
oleh seorang anak berbeda pula dengan yang dibutuhkan orang dewasa, bahkan
tingkat kebutuhannya sangat individual.
Setiap
orang membutuhkan kebugaran jasmani yang baik agar ia dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan efisien dan efektif tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian
(adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang
dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan yang
berarti.
Seseorang
tidak dapat mencapai kebugaran jasmani secara menyeluruh atau umum tanpa
didasari oleh keadaan kebugaran jasmani yang baik. Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik akan
terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya sering terjadi saat melakukan
kerja fisik yang berat. Kurangnya daya tahan, kelentukan persendian, kekuatan
otot, kecepatan dan kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya cedera
olahraga. Tujuan utama dari latihan fisik adalah untuk meningkatkan kebugaran
jasmani dan kemampuan fungsi ergosistem tubuh.
2.
Bentuk-bentuk Kebugaran Jasmani
a.
Latihan Peningkatan
Kelincahan (Agility)
1)
Manfaat latihan
kelincahan
Latihan kelincahan adalah
kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu
bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Bentuk latihan kelincahan adalah lari
bolak-balik yang dilakukan secapat mungkin sebanyak 6 – 9 kali dalam jarak 4 -5
meter. Setiap kali sampai pada satu titik sebagai batas, siswa harus secepatnya
berusaha mengubah arah untuk berlari menuju titik lainnya.
Kegunaan secara langsung
kelincahan antara lain sebagai berikut.
(1) Mengkoordinasikan
gerakan-gerakan berganda (simultan).
(2) Mempermudah
penguasaan teknik-teknik tinggi.
(3) Gerakan
efisien, efektif, dan ekonomis.
(4) Mempermudah orientasi
terhadap lawan dan lingkungan.
2)
Ciri-ciri latihan
kelincahan
Cirri-ciri latihan
kelincahan antara lain sebagai berikut.
a)
Bentuk-bentuk
latihan harus ada gerakan mengubah posisi dan arah badan.
b)
Rangsangan
terhadap pusat saraf sangat menentukan berhasil tidaknya suatu latihan
kelincahan, karena koordinasi sangat penting bagi unsur kelincahan.
c)
Adanya
rintangan-rintangan untuk bergerak dan mempersulit kondisi alat, lapangan dan
sebagainya.
d)
Ada pedoman waktu yang pasti
dalam latihan.
3)
Cara-cara mengembangkan latihan kelincahan
Cara-cara mengembangkan
latihan kelincahan adalah sebagai berikut.
a)
Standing
broad jump (guling ke belakang).
b)
Melempar, tinju dengan tangan kiri.
c)
Lari dilanjutkan dengan broad jump.
d)
Memperkecil lapangan dan merobah kondisi alat.
e)
Variasi dan jengkek-jengkek, maju-mundur, kanan kiri dan
sebagainya.
f)
Menambah gerakan-gerakan sebelum akhir gerakan, misalnya
: memutar badan sebelum mendarat.
g)
Mempersulit
kondisi tempat, alat dan lawan.
4)
Bentuk-bentuk latihan
kelincahan
Kelincahan umum ataupun
kelincahan khusus dapat diperoleh dengan hasil latihan dan ada pula dari
pembawaan (potensi) sejak lahir.
Bentuk-bentuk latihan kelincahan, antara lain : lari bolak-balik
(shuttle-run), lari belak-belok (zig-zag), dan jongkok-berdiri (Squat thrust).
|
b.
Latihan Peningkatan
Power
Power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan. Power ini menunjukkan kemampuan untuk
melakukan suatu kerja dengan cepat. Kekuatan adalah kemampuan untuk
melaksanakan kerja dan kecepatan mengukur kecepatan pengerjaannya. Ketika kedua
komponen ini digabungkan, terjadilah satu komponen fisik yang disebut power.
Power adalah salah satu komponen fisik yang paling dominan dalam banyak
cabang olahraga. Sebagian besar, keterampilan dalam cabang-cabang olahraga
tertentu bergantung pada kualitas fisik power. Artinya, olahragawan tersebut
harus menggerakkan tubuh atau bagian tubuhnya secara cepat dan kuat, sehingga
diperlukan kekuatan dan kecepatan dalam waktu yang bersamaan.
Tenaga ledak otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan
kerja secara eksplosif yang
dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Dalam
kehidupan sehari-hari, daya ledak ini diperlukan untuk memindahkan benda ke
tempat lain yang dilakukan pada suatu saat dan secara tiba-tiba. Dalam bidang
olahraga misalnya, melempar lembing, cakram, bola basket, dan sebagainya.
Untuk
bisa melatih power, prosesnya sebenarnya hamper sama dengan proses latihan
kekuatan. Jika latihan tersebut memakai beban, bebannya harus lebih ringan agar
bisa digerakkan dengan cepat dalam repetisi yang cukup banyak. Lalu, apa yang
membedakan antara beban untuk latihan power dan latihan daya tahan? Dari segi
beratnya beban, relative bisa sama, bedanya hanya pada cara menggerakkannya.
Latihan power harus dilaksanakan dengan cepat, sedangkan daya tahan tidak
dibatasi.
|
c.
Program Latihan
Peningkatan Daya Tahan (Endurance)
1)
Manfaat latihan daya
tahan
Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan tugasnya tanpa kelelahan yang berlebihan. Daya
tahan menunjuk pada kemampuan system kerja jantung dan pernapasan. Dari batasan
tersebut sebnarnya upaya untuk mengembangkan daya tahan bukanlah hal yang asing
lagi. Kita sudah banyak mengetahui bahwa latihan-latihan yang bisa dilakukan
meliputi kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang lama. Kegiatan
yang bisa digunakan untuk melatih daya tahan adalah lari jarak jauh, renang,
lari lintas alam, bersepeda, mendayung, dan lain-lain.
2)
Macam-macam daya
tahan
Bentuk-bentuk latihan daya
tahan, antara lain sebagai berikut.
a)
Daya tahan umum (Basic endurance/general endurance)
Daya tahan umum
adalah kemampuan daya tahan seseorang untuk melawan kelelahan yang timbul
akibat beban latihan dimana intensitasnya rendah dan menengah. Untuk meningkatkan daya tahan umum dapat dilakukan dengan interval training.
b)
Daya tahan otot local (Local mascular
endurance/speed endurance)
Daya tahan otot
local adalah kemampuan daya tahan seseorang untuk melawan kelelahan yang timbul
akibat beban latihan sub-maksimal intensitasnya. Otot-otot setempat memegang
peranan dalam proses daya tahan ini. Daya tahan otot local
banyak terjadi kombinasi proses an-aerob dan aerob. Untuk mengembangkan
kemampuannya dapat dilakukan dengan latihan beban (Weight Training).
c)
Daya tahan spesial (Special endurance/sprinting
endurance)
Daya tahan
spesial adalah kemampuan daya tahan seseorang untuk melawan kelelahan yang
timbul akibat beban latihan maksimal intensitasnya. Pusat syaraf memegang
peranan dalam proses spesial endurance, banyak terjadi proses an-aerobic. Cara pengembangannya dengan latihan beban
(Weight training).
d)
Stamina
Stamina adalah
kemampuan daya tahan seseorang untuk melawan kelelahan dalam batas waktu
tertentu, aktivitas dilakukan dengan intensitas tinggi (tempo tinggi, frekuensi
tinggi dan selalu menggunakan power). Stamina merupakan proses aerob dan
an-aerob dalam batas waktu tertentu sesuai dengan jenis olahraga tersebut. Kombinasi dari ketiga macam daya tahan di
atas merupakan stamina. Cara pengembangannya dapat dilakukan dengan interval
training dengan kombinasi gerakan : Lari di tempat – melompat – gerak
menyamping.
3)
Bentuk-bentuk latihan
daya tahan otot
Daya tahan otot terutama
dipengaruhi oleh system persyarafan dan kekuatan otot. Bentuk latihan yang
dapat dipakai untuk meningkatkan daya tahan otot, yaitu dengan mengangkat beban
yang tidak terlalu berat, tetapi dengan jumlah angkatan yang banyak.
Untuk meningkatkan kualitas
otot dengan latihan berbeban itu tergantung kepada dua factor, yaitu berat
bebannya dan jumlah ulangan mengangkatnya.
(1) Untuk meningkatkan kekuatan
otot, dapat dilatih dengan beban yang berat, tetapi jumlah ulangan
mengangkatnya sedikit (misalnya beratnya 50 kg, dengan ulangan 5 – 10 kali).
(2) Untuk meningkatkan daya tahan
otot, dapat dilatih dengan beban yang ringan, tetapi ulangan mengangkatnya
banyak (misalnya beratnya 15 kg, dengan ulangan 100 kali).
Salah satu latihan untuk
meningkatkan daya tahan otot adalah dengan melakukan latihan beban (Weight
Training). Weight training adalah latihan-latihan yang sistematis dimana beban
hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai berbagai
tujuan tertentu, seperti memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan,
prestasi dalam suatu cabang olahraga, dan sebagainya. Oleh karena itu beban-beban
yang dipergunakan dalam weight training tidaklah seberat seperti dalam angkat
besi.
Bentuk-bentuk weight training yang diuraikan berikut
ini adalah bentuk-bentuk latihan yang sering digunakan dalam latihan. Akan tetapi masih ada lagi bentuk latihan
yang lainnya. Bentuk-bentuk weight
training tersebut sebagai berikut:
|
4) Bentuk-bentuk
latihan daya tahan jantung dan paru-paru
Latihan
yang dapat meningkatkan dan mengembangkan daya tahan jantung dan paru-paru
antara lain : Lari jarak jauh, renang jarak jauh, cross-country atau lari
lintas alam, fartlek, interval training atau bentuk latihan apapun yang memaksa
tubuh untuk bekerja dalam waktu yang lama (lebih dari 6 menit). Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai
interval training.
Interval
training adalah suatu system latihan yang diselingi oleh interval-interval yang
berupa masa-masa intirahat. Interval
training adalah acara latihan yang penting dimasukan dalam program latihan
keseluruhan. Bentuk latihan dalam
interval training dapat berupa lari (interval running) atau renang (interval
swimming).
Beberapa faktor yang harus dipenuhi
dalam menyusun program interval training antara lain :
b)
Lamanya latihan
c)
Beban (intensitas) latihan
d)
Ulangan (repetision) melakukan latihan
e)
Masa istirahat (recovery interval) setelah setiap
repetisi latihan.
Secara mendasar ada dua bentuk latihan
interval, yaitu :
(1)
Interval training lambat
dengan jarak jauh
(a)
Lama latihan :
60 detik – 3 menit
(b)
Intensitas latihan :
60% - 75% maksimum
(c)
Ulangan latihan :
10 – 20 kali
(d)
Istirahat :
3 – 5 menit
Contoh latihan : Waktu terbaik 800 m : 2 menit 20
detik
Repetisi
|
Jarak
|
Waktu
|
Istirahat
|
3
|
800 meter
|
160 detik
|
5 menit
|
3
|
600 meter
|
120 detik
|
4 menit
|
5
|
400 meter
|
80 detik
|
3 menit
|
5
|
300 meter
|
80 detik
|
2 menit
|
(2) Interval training cepat
dengan jarak pendek
(a)
Lama latihan :
5 – 30 detik
(b)
Intensitas latihan :
85% - 90% maksimum
(c)
Ulangan latihan :
15 – 25 kali
(d)
Istirahat :
30 – 90 detik
Contoh latihan : Waktu terbaik 100 m : 14 detik
Repetisi
|
Jarak
|
Waktu
|
Istirahat
|
5
|
50 meter
|
8 detik
|
30 menit
|
5
|
100 meter
|
16 detik
|
90 menit
|
5
|
100 meter
|
16 detik
|
90 menit
|
5
|
50 meter
|
8 detik
|
30 menit
|
Tugas
Perseorangan
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
d atau e yang merupakan jawaban paling benar!
1.
Tujuan utama latihan kebugaran jasmani adalah . . . .
- meningkatkan
fleksibilitas
- meningkatkan daya tahan
- meningkatkan kecepatan
- membentuk postur tubuh
- meningkatkan kebugaran
jasmani
2. Seseorang tidak dapat
mencapai kebugaran jasmani secara menyeluruh atau umum tanpa didasari oleh
keadaan . . . .
- kelincahan yang baik
- fleksibilitas yang baik
- kecepatan yang tinggi
- daya tahan yang optimal
- kesegaran jasmani yang
baik
3.
Kemampuan
seseorang untuk mengubah posisi dan arah secepat muungkin sesuai dengan situasi
yang dikehendaki dinamakan . . . .
- kekuatan
- kelincahan
- daya tahan
- power
- kelentukan
4. Salah satu
bentuk latihan untuk meningkatkan kelincahan adalah . . . .
- shuttle-run
- push-up
- squat-thrust
- squat-jump
- lari
40-60 meter
5.
Bentuk
latihan kekuatan yang paling baik dilakukan adalah . . . .
- kontraksi isometrik
- kontraksi isotonik
- kontraksi isokinetik
- weight training
- interval training
6.
Yang tidak termasuk bentuk latihan kecepatan berikut ini
adalah . . . .
- interval training
- lari akselerasi
- fartlek
- up hill
- down hill
7.
Untuk
meningkatkan daya tahan otot, latihan yang paling cocok digunakan adalah . . .
.
- interval training
- circuit training
- lari
naik dan turun bukit
- lari lintas alam
- weight training
8. Latihan yang dapat
meningkatkan dan mengembangkan daya tahan jantung dan paru-paru berupa bentuk
latihan yang memaksa tubuh untuk bekerja dalam waktu yang lamanya lebih
dari . . . .
- 6 menit
- 9 menit
- 10 menit
- 12 menit
- 15 menit
9. Kemampuan seseorang untuk
dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan
keseimbangan dinamakan . . . .
- daya tahan
- kecepatan
- kelincahan
- kelentukan
- keseimbangan
10. Kemampuan otot-otot untuk
melakukan tugas gerak yang membebani otot dalam waktu yang cukup lama
disebut . . . .
- kekuatan
otot
- daya
tahan otot
- kemampuan
otot
- kekebalan
otot
- kekakuan
otot
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
singkat dan tepat!
1. Jelaskan
pengertian kebugaran jasmani!
2. Jelaskan
manfaat melakukan latihan kebugaran jasmani!
3. Jelaskan
yang dimaksud dengan kelincahan!
4.
Jelaskan cara-cara mengembangkan kelincahan!
5.
Jelaskan yang dimaksud dengan ketepatan!
6. Jelaskan
cara-cara mengembangkan ketepatan!
7.
Jelaskan kegunaan bagi seseorang yang memiliki kekuatan!
8.
Jelaskan berbedaan antara kontraksi isotonic, isometric, dan isokinetik!
9.
Apa yang dimaksud dengan daya tahan!
10. Sebutkan
bentuk-bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan!
A. RANGKAIAN SENAM
KETANGKASAN MENGGUNAKAN ALAT
Secara umum, latihan senam pada nomor senam alat
mempunyai tipe gerakan yang terdiri dari gerakan ayunan, gerakan bertahan,
keseimbangan yang baik. Untuk melakukan
senam alat dibutuh-kan keberanian, kesadaran bergerak cepat yang tinggi,
kekuatan otot lengan dan tangan, kekuatan otot tubuh bagian depan, kekuatan
otot punggung, kekuatan otot samping, dan gerak persendian yang baik, serta
keterampilan.
Latihan senam alat yang dimaksud disini menunjukkan pada
alat-alat yang dipergunakan dalam senam artistik (kecuali senam lantai). Alat-alat tersebut bisa kuda-kuda lompat (putra dan putri), palang sejajar,
gelang-gelang, kuda pelana, palang tunggal (putra), palang bertingkat, dan
balok keseimbangan (putri). Namun demikian, untuk keperluan pembelajaran kali
ini, alat yang dimaksud adalah alat kuda-kuda lompat, dengan menampilkan satu keterampilan
dasarnya yaitu lompat kangkang.
B. RANGKAIAN SENAM
KETANGKASAN TANPA MENGGUNAKAN ALAT
1.
Rangkaian Senam Ketangkasan
Pada
umumnya pesenam tingkat junior dibatasi pada nomor-nomor tertentu, seperti
senam lantai dan kuda-kuda lompat.
Perlombaan senam untuk pria tingkat nasional dan internasional, terbagi
dalam 6 nomor yaitu : senam lantai, kuda-kuda lompat, kuda-kuda pelana, palang
sejajar, palang tunggal, dan gelang-gelang.
Bagi pesenam wanita tersedia 4 nomor, yaitu : Senam lantai, kuda-kuda lompat,
balok keseimbangan, dan palang bertingkat.
Senam
lantai selain sebagai pemanasan juga sangat menarik untuk ditonton, baik
dilakukan secara perorangan maupun secara massal. Gerakan secara seragam dan
membentuk formasi menarik dan mengesankan.
Pria tampil selama 70 detik dan wanita 90 detik, dengan diiringi musik.
Rangkaian urutan mulai dari lompatan, putaran, keseimbangan diselingi dengan
unsure lonjakan dan akrobatik.
2.
Latihan Rangkaian Senam
Lantai
Sebelum siswa
melakukan gerakan rangkaian senam lantai, terlebih dahulu harus melakukan
pengulangan gerakan-gerakan latihan dasar senam lantai. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah dan memperlancar latihan rangkaian senam lantai yang hendak
dipelajari.
Bentuk-bentuk
latihan dasar senam lantai tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Latihan
guling ke depan
Cara melakukan
gerakan berguling ke depan adalah sebagai berikut :
(1)
Sikap badan berdiri tegak,
kedua tangan di samping badan.
(2)
Kedua telapak tangan bertumpu di matras dengan
pinggul dinaikkan.
(3)
Kedua siku dibengkokkan, kemudian kepala dimasukkan
di antara dua lengan sehingga badan berguling ke depan.
(4)
Pada waktu badan berguling ke depan, kedua lutut
dipeluk, kemudian kembali ke sikap jongkok.
b.
Latihan
guling ke belakang
Cara melakukan
gerakan berguling ke belakang adalah sebagai berikut :
(1)
Dari sikap jongkok, dilanjutkan
berguling ke belakang.
(2)
Jongkok dengan tumit diangkat
dan kedua tangan ditempatkan di samping telinga dengan siku bengkok mengarah ke
depan.
(3)
Gulingkan badan ke belakang
dengan kedua lutut ditekuk rapat, dagu menempel di dada. Pada waktu badan
berguling ke belakang kedua lutut dipeluk, kemudian kembali ke sikap jongkok.
c.
Latihan
guling lenting
Cara melakukan gerakan guling lenting adalah sebagai berikut :
(1)
Dari sikap jongkok, dilanjutkan
guling lenting.
(2)
Pantat dinaikkan sambil menumpukan kedua tangan di
matras.
(3)
Kedua siku dibengkokkan dan kepala dimasukkan di
antara dua lengan.
(4)
Pada waktu badan setengah mengguling ke depan, kedua
kaki yang rapat dilentingkan melewati atas kepala dengan serentak sambil
menolakkan kedua tangan, sehingga badan terangkat ke atas dan mendarat dengan
kedua kaki sambil berdiri.
d.
Latihan
meroda
Cara melakukan
gerakan meroda adalah sebagai berikut :
(1)
Dari sikap jongkok, kemudian
berdiri dan diteruskan dengan meroda.
(2)
Berdiri menyamping dengan kedua
kaki dibuka agak lebar, kedua tangan dijulurkan ke atas kepala dengan arah
serong ke samping.
(3)
Jatuhkan badan ke samping kiri sambil menumpukan
kedua telapak tangan di samping kiri.
(4)
Ayunkan kaki kanan ke atas
diikuti kaki kiri, hingga kedua kaki terbuka lurus ke arah samping.
(5)
Letakkan kaki kanan di samping
tangan kanan, tangan kiri terangkat, bersiap-siap meletakkan kaki kiri di
samping kaki kanan hingga badan terangkat ke atas, kemudian kembali ke sikap
berdiri menyamping.
3.
Latihan
Rangkaian Gerakan Guling Depan dan Guling Belakang
4.
Latihan
Rangkaian Gerakan Guling Belakang dan Guling Lenting
5.
Latihan
Rangkaian Gerakan Meroda dan Guling Depan
6.
Latihan
Rangkaian Gerakan Guling Depan dan Guling Lenting
Tugas
Perseorangan
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
d atau e yang merupakan jawaban paling benar!
1.
Untuk dapat melakukan handspring dengan baik, seorang
pesenam terlebih dahulu harus menguasai gerakan
. . . .
- guling depan
- guling belakang
- sikap kayang
- guling lenting
- meroda
2.
Sikap badan yang benar ketika melakukan guling depan
adalah . . . .
- badan ditegakkan
- badan diluruskan
- bBadan dibulatkan
- badan dimiringkan
- badan disilangkan
3.
Posisi badan saat akan melakukan guling ke belakang yang
benar adalah . . . .
- membelakangi matras
- di samping matras
- di depan matras
- di sebelah kanan matras
- jawaban a, b, c, dan d
semuanya benar
4.
Gerakan lenting tangan merupakan gabungan dari gerakan .
. . .
- forward roll dan
handstand
- handstand dan kop kip
- kop
kip dan neck kip
- ragslag dan headspring
- handstand dan neck kip
5.
Lenting tangan diawali dengan gerakan . . . .
- berdiri
dengan kaki kiri ke depan
- berdiri dengan kaki
kanan ke depan
- berdiri dengan kaki
dibuka
- berdiri dengan kaki
dibuka lebar
- berdiri dengan kaki
dirapatkan
6.
Gerakan
meroda bertumpu atas . . . .
- Kedua tangan
- Satu tangan
- Satu kaki
- Dua kaki
- Dua tangan dan dua kaki
7.
Agar meroda dapat dilakukan dengan benar, maka gerakan
kaki harus . . . .
- dilemparkan ke atas
depan
- dilemparkan ke atas
belakang
- dilemparkan ke atas
samping
- dilemparkan ke belakang
- dilemparkan
ke arah mana saja
8.
Gerakan akhir sikap meroda adalah . . . .
- sikap terlungkup
- sikap jongkok
- sikap berdiri menyamping
- sikap berdiri ke depan
- sikap duduk
9.
Posisi kaki sikap awal gerakan meroda adalah . . . .
- dibuka sedikit lebar
- dibuka lebar-lebar
- dibuka selebar bahu
- dirapatkan
- berdiri
dengan salah satu kaki
10.
Posisi kedua tangan sikap awal gerakan meroda adalah . .
. .
- dibengkokkan
ke atas serong ke depan
- dibengkokkan
ke atas serong ke samping
- dibengkokkan
ke atas serong ke belakang
- diluruskan
ke atas serong ke samping
- diluruskan
ke atas serong ke depan
B.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat !
1.
Jelaskan secara singkat hakikat senam!
2. Sebutkan
macam-macam pola gerak dominan senam!
3.
Jelaskan cara melakukan gerakan guling ke depan!
4.
Jelaskan cara melakukan gerakan guling lenting!
5.
Jelaskan cara melakukan gerakan lenting tangan!
6.
Jelaskan cara melakukan gerakan meroda!
7.
Jelaskan cara melakukan rangkaian gerakan guling depan dan guling belakang!
8.
Jelaskan cara melakukan rangkaian gerakan guling belakang dan guling
lenting!
9.
Jelaskan cara melakukan rangkaian gerakan guling depan, guling belakang,
guling lenting, meroda dan lenting tangan!
10.
Jelaskan unsur-unsur apa saja yang harus dimiliki oleh pesenam/siswa agar
dapat melakukan rangkaian senam lantai dengan baik!
PENYALAHGUNAAN
NARKOBA
Hakikat
Penyalahgunaan Narkoba
Narkoba merupakan bahan yang sangat
membahayakan bagi tubuh manusia apabila dikonsumsi secara tidak benar atau
penyalahgunaan narkoba. Obat digunakan untuk mengobati penyakit bukan untuk
membuat tubuh menjadi sakit.
Narkoba merupakan
singkatan dari narkotika, obat, dan bahan berbahaya. Dari
semua jenis zat yang termasuk narkoba merupakan zat yang akan menimbulkan
peningkatan kerja otak (stimulan), penghambat kerja otak (depresan), dan
penimbul daya khayal yang tinggi. Para pelaku penyalahgunaan narkoba bukan
mencari obatnya, namun kenikmatan semunya. Setelah mereka masuk pada tingkat ketergantungan, maka
masa itu yang sangat membahayakan diri dan keluarganya.
Narkoba yang sering disalahgunakan dan menyebabkan
ketergantungan antara lain heroin (putauw), sabu (metamfetamin), ekstasi, obat penenang dan obat
tidur, ganja, dan kokain. Tembakau dan alkohol (minuman keras) yang sering
disalahgunakan, juga menimbulkan ketergantungan.
Penyalahgunaan narkoba
adalah penggunaan narkoba oleh seseorang bukan untuk tujuan pengobatan,
melainkan agar menikmati pengaruhnya. Faktor-faktor yang mendorong seorang remaja terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba antara lain sebagai berikut : (1) Pengendalian diri yang
lemah dan cenderung mencari sensasi, (2) Kondisi kehidupan keluarga, (3)
Temperamen sulit, (4) Mengalami gangguan perilaku, (5) Suka menyendiri dan suka
memberontak, (6) Prestasi sekolah yang rendah, (7) Tidak diterima di kelompok
sebaya, (8) Berteman dengan pemakai narkoba, (9) Bersikap terhadap pemakai
narkoba dan (10) Mengenal narkoba di
usia dini.
Jenis-jenis
Narkoba yang Disalahgunakan
Narkoba atau Napza adalah
obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, diisap, dihirup.
ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan
saraf pusat), dan sering menyebabkan,, ketergantungan. Akibatnya, kerja otak
berubah (meningkat atau menurun). Demikian pula fungsi vital organ tubuh lain
(jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain).
Karena bahaya
ketergantungan. penggunaan, dan peredaran narkoba diatur dalan undang-undang,
yaitu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika; Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Penggolongan
jenis-jenis narkoba berikut didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
a.
Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dan tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. Menurut Undang-Undang Nornor 22 Tahun
1997, narkotika dibagi menurut potensi yang menyebabkan ketergantungannya
adalah sebagai berikut :
1)
Nankotika golongan I:
berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Tidak digunakan untuk
terapi (pengobatan). Contoh: heroin, kokain, da ganja. Putauw adalah heroin
tidak murni berupa bubuk.
2) Narkotika golongan II: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Digunakan
pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh: morfin, petidin dan metadon.
3)
Narkotika golongan III:
berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi.
Contoh:
kodein.
b.
Psikotropika, yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotik yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat dan menyebabkan peruhahan khas pada aktivitas
mental dan penilaku, yang dibagi menurut potensi yang dapat menyebabkan
ketergantungan :
1)
Psikotnopika golongan I, sangat kuat menyebabkan
ketergantungan dan tidak digunakan dalam terapi. Contoh: MDMA (ekstasi), LSD,
dan STP.
2)
Psikotnopika golongan II, kuat menyebabkan
ketergantungan, digunakan sangat terbatas pada terapi: amfetamin, metamfetamin
(sabu), fensiklidin, dan Ritalin.
3)
Psikotropika golongan III, potensi
sedang menyebabkan ketergantung, banyak digunakan dalam terapi. Contoh:
pentobarbital dan flunitrazepam.
4)
Psikotnopika golongan IV, potensi
ringan menyebabkan ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam terapi.
Contoh: diazepam, klobazam, fenobarbi barbital, kiorazepam, kiordiazepoxide, dan
nitrazepam (Nipam, pil BK/Koplo, DUM, MG, Lexo,Rohyp, dan lain-lain).
c.
Zat Psiko-Aktif lain, yaitu zat/bahan lain bukan narkotika dan
psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak. Tidak tercantum
dalam peraturan perundang-undangan tentang Narkotika dan Psikotropika. Yang
sering disalahgunakan adalah :
1)
Alkohol. yang terdapat pada berbagai jenis minuman keras.
2)
Inhlansia/solven, yaitu gas atau zat yang
mudah menguap yang terdapat pada berbagai keperluan pabrik, kantor, dan rumah
tangga.
3)
Nikotin yang
terdapat pada tembakau.
4) Kafein
pada kopi, minurnan
penambah energi dan obat sakit kepala tertentu.
Penggolongan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lain menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO)
di bawah ini didasarkan atas pengaruhnya terhadap tubuh manusia :
a.
Opioida: mengurangi rasa nyeri
dan menyebabkan mengantuk atau turunnya kesadaran. Contoh: opium, morfin,
heroin, dan petidin.
b. Ganja
(mariyuana,
hasis): menyebabkan perasaan riang, meningkatnya daya khayal dan berubahnya
perasaan waktu.
c.
Kokain dan daun
koka, tergolong
stimulansia (meningkatkan aktivitas otak/fungsi organ tubuh lain).
d.
Golongan amfetamin (stimulansia): amfetarnin, ekstasi, sabu
(rnetarnfetamin).
e.
Alkohol, yang terdapat pada minurnan keras.
f.
Halusinogen, memberikan halusinasi (khayal). Contoh
LSD.
g.
Sedativa dan hipnotika (obat penenang/obat tidur,
seperti pil BK, MG).
h. PCP
(fensiklidin).
i.
Solven dan inhalansi: gas atau uap yang
dihirup. Contoh tiner dan lem.
j.
Nikotin, terdapat pada tembakau (termasuk stimulansia).
k.
Kafein (stimulansia), terdapat dalam kopi, berbagai jenis obat
penghilang rasa sakit atau nyeri, dan minuman kola.
Pengaruh
Berbagai Jenis Narkoba pada Tubuh
a.
Opioida
Opioida alami berasal dan getah opiwn poppy (opiat),
seperti mortin, opium/candu, dan kodein. Contoh oploida semi sintetik adalah
heroin/putauw, dan hidromorfin. Contoh opioida sintetik: meperidin,metadon. dan
fentanyl (cina white). Potensi menghilangkan nyeri (dan menyebabkan
ketergantungan) heroin 10 kali lipat morfin, sedangkan kekuatan opioid sintetik
400 kali lipat kekuatan morfin.
Yang sering disalahgunakan saat ini adalah heroin
(putauw). Cara pemakaiannya
disuntikkan ke dalam pembuluh darah (ngipe), atau di isap
melalui hidung setelah dibakar (ngedrag).
Pengaruh
jangka pendek, hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang, rasa nyaman (eforik)
diikuti perasaan seperti mimpi dan rasa mengantuk. Pengaruh jangka panjang:
ketergantungan (gejala putus zat, toleransi) dan meninggal karena overdosis.
Dapat menimbulkan komplikasi, seperti sembelit, gangguan menstruasi, dan
impotensi. Karena pemakaian jarum suntik tidak steril timbul abses dan tertular
hepatitis B/C yang merusak hati, atau penyakit HIV/AIDS yang merusak kekebalan
tubuh sehingga mudah terserang infeksi dan menyebabkan kematian.
b.
Ganja (marijuana, cimeng, gelek,
dan hasis)
Mengandung THC (Tetrahvdrocannabinol)
yang bersifat psikoaktif. Ganja yang dipakai
biasanya berupa tanaman kering yang dirajang, dilinting, dan disulut seperti
rokok. Dalam undang-undang, ganja termasuk narkotika golongan I, dan dilarang
keras ditanam, digunakan. diedarkan, dan diperjualbelikan.
Segera setelah
pemakaian akan timbul rasa cemas, gembira, banyak bicara, tertawa cekikikan,
halusinasi, dan berubahnya perasaan waktu (lama dikira sebentar) dan ruang
(jauh dikira dekat), peningkatan denyut jantung, mata merah, mulut dan
tenggorokan kering, selera makan meningkat. Pengaruh jangka panjang,
daya pikir berkurang, motivasi belajar turun, perhatian ke sekitarnya
berkurang, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun, mengurangi kesuburan,
peradangan paru-paru, aliran darah ke jantung berkurang, dan perubahan pada
sel-sel otak.
c.
Kokain (kokain, crack, daun koka, dan pasta
koka)
Berasal
dan tanaman koka, tergolong stimulansia (meningkatkan aktivitas otak dan
fungsi organ tubuh lain). Menurut undang-undang kokain termasuk narkotika
goiongan I, berbentuk kristal putih. Nama jalanannya koka, happy dust, charlie,
srepet, snow/salju putih.
Digunakan dengan cara disedot melalui hidung, dirokok, dan disuntikkan.
Cepat menyebabkan ketergantungan. Segera setelah pemakaian, rasa percaya
diri meningkat, banyak bicara, rasa lelah hilang, kebutuhan tidur berkurang,
minat seksual meningkat, halusinasi visual dan taktil (seperti ada serangga
merayap), paham curiga (paranoid) dan paham kebesaran. Pengaruh jangka
panjang, kurang gizi, anemia, sekat hidung rusak/berlubang, dan gangguan jiwa
psikotik.
d.
Golongan
Amfetamin (amfetamin, ekstasi, dan sabu)
Termasuk stimulansia
bagi susunan saraf pusat. Disebut juga upper. Amfetamin sering digunakan
untuk menurunkan berat badan karena mengurangi rasa lapar. Digunakan oleh
siswa/Mahasiswa yang hendak ujian, karena mengurangi rasa ngantuk. Cepat
menyebabkan ketergantungan. Ekstasi dan sabu sering digunakan oleh remaja dan
dewasa muda dan berbagai kalangan untuk bersenang-senang.
Cara pemakaian: diminum (ekstasi), diisap melalui hidung memakai sedotan
(sabu), atau disuntikkan. Pengaruh jangka pendek: tidak tidur (terjaga), rasa
riang, perasaan melambung (fly),
rasa nyaman, meningkatkan keakraban. Namun, setelah itu
timbul rasa tidak enak, murung, dan nafsu makan hilang, berkeringat, rasa haus,
rahang kaku dan bergerak-gerak, badan gemetan, jantung berdebar, dan tekanan
danah meningkat. Penganuh jangka panjang: kurang gizi, anemia, penyakit
jantung, dan gangguan jiwa (psikotik). Pembuluh darah otak dapat pecah sehingga
mengalami stroke atau gagal jantung yang dapat mengakibatkan kematian.
e.
Halusinogen
Contoh: Lysergic Acid
(LSD), yang menyebabkan halusinasi (khayalan). Termasuk psikotropika golongan 1
yang sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Sering disebut acid,
red dragon, blue heaven, sugar cubes, trips, dan tabs. Bentuknya seperti kertas berukuran kotak
kecil sebesan seperempat perangko dengan banyak warna dan gambar, atau
berbentuk pil dan kapsul. Cara pemakaiannya dengan meletakkan LSD pada lidah.
Pengaruh LSD tak dapat
diduga. Sensasi dan perasaan berubah secara dramatis, mengalami flashbacks atau
bad trips (halusinasi/penglihatan semu) secara berulang tanpa peringatan
sebelumnya. Pupil melebar, tidak dapat tidur, selera makan hilang, suhu tubuh
meningkat berkeringat, denyut nadi, dan tekanan darah naik, koordinasi otot
terganggu, dan tremor. Merusak sel otak, gangguan daya ingat, dan pemusatan
perhatian meningkatnya risiko kejang, kegagalan pernapasan, dan jantung.
Sanksi-Sanksi Pidana terhadap Tindak Pidana Narkotika
Landasan hukum bagi Polri
untuk menangani kejahatan Narkotika adalah Undang-undang No. 22 tahun
1997 tentang Narkotika, dimana dalam Undang-undang tersebut menyebutkan dengan
jelas hal-hal yang tidak diperbolehkan
dan sanksi-sanksi dalam pelanggaran ini.
Salah satu pasal yang penting dari Undang-undang Nomor 22
tahun 1997 tentang Narkotika adalah Pasal 78, 79, 80 dan 81 yang ketentuan
pidananya adalah sebagai berikut :
Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menanam,
memeliharan, memiliki, menyimpan Narkotika (Golongan I dalam bentuk tanaman dan
golongan I bukan tanaman) dipidana paling lama 10 tahun dan denda paling banyak
Rp. 500 juta.
Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum memiliki,
menyimpan untuk dimiliki atau menguasai Narkotika golongan II dipidana paling
lama 7 tahun dan denda paling banyak Rp. 250 juta, golongan III paling lama 5
tahun denda paling banyak Rp. 100 juta.
Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum memproduksi,
mengolah, mengekstraksi, mengkonversi, merakit atau menyediakan Narkotika,
golongan I pidana paling lama mati atau seumur hidup denda paling banyak 1
Milyard rupiah. Golongan II pidana
paling lama 15 tahun denda paling banyak Rp. 500 juta, golongan III pidana
paling lama 7 tahun denda paling banyak Rp. 200 juta.
Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum membawa,
mengirim, mengangkut atau mentransito Narkotika, golongan I paling lama 15
tahun denda Rp. 750 juta, golongan II pidana paling lama 10 tahun denda paling
banyak Rp. 500 juta, golongan III dipidana paling lama 5 tahun dan denda paling
banyak Rp. 250 juta.
Upaya Polri dalam Penanggulangan Penyalagunaan Narkotika
Strategi pencegahan dan penanggulangan narkotika,
psikotropika dan minuman keras yang dilakukan oleh Polri, yaitu melakukan
langkah-langkah Pre-emtif, Preventif, dan Represif maupun perawatan dan
rehabilitasi para penderita penyalagunaan Narkotika dan psikotropika yang dalam
pelaksanaannya melibatkan Departemen dan Instansi terkait maupun lembaga
swadaya masyarakat adalah sebagai berikut :
Pre-emtif
Pre-emtif
adalah pencegahan yang secara dini melalui kegiatan-kegiatan edukatif dengan
sasaran mempengaruhi faktor-faktor penyebab, pendorong dan faktor peluang yang
biasa disebut sebagai faktor korelatif kriminogen (FKK) dari terjadinya
pengguna untuk menciptakan sesuatu kesadaran dan kewaspadaan serta daya tangkal
guna terbinanya kondisi perilaku dan norma hidup bebas dari penyalagunaan
narkotika, psikotrokika maupun mengkonsumsi minuman keras.
Bahwa
kegiatan ini pada dasarnya merupakan pembinaan dan pengembangan lingkungan
serta pengembangan sarana dan kegiatan positif.
Lingkungan
keluarga sangat besar peranannya dalam mengantisipasi segala perbuatan yang
dapat merusak kondisi keluarga yang telah terbina dengan serasi dan harmonis.
Sekolah
juga merupakan lingkungan yang sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan
kepribadian remaja, baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun pengaruh
negatif dari sesama pelajar. Oleh sebab
itu, perlu terbina hubungan yang harmonis baik sesama pelajar maupun antara
pelajar dengan pengajar sehingga akan menghindari bahkan menghilangkan peluang
pengaruh negatif untuk dapat berkembang di lingkungan pelajar. Mengembangkan pengetahuan kerohanian atau
keagamaan dan pada saat-saat tertentu dilakukan pengecekan terhadap siswa untuk
mengetahui apakah diantara mereka telah menyalagunaan Narkotika, psikotropika
maupun minuman keras.
Preventif
Bahwa pencegahan adalah lebih baik daripada
pemberantasan. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengawasan dan pengendalian Police Hazard (PH) untuk mencegah suplay
and demand agar tidak saling interaksi, atau dengan kata lain mencegah
terjadinya ancaman faktual (AF).
Bahwa upaya preventif bukan semata-mata dibebankan kepada
Polri, namun juga melibatkan instansi terkait seperti Bea dan Cukai, Balai POM,
Guru, Pemuka Agama dan tidak terlepas dari dukungan maupun peran serta
masyarakat, karena dalam usaha pencegahan pada hakekatnya adalah :
Penanaman disiplin melalui pembinaan pribadi dan
kelompok.
Pengendalian situasi khususnya yang menyangkut aspek budayanya,
ekonomi dan politik yang cenderung dapat merangsang terjadinya penyalahgunaan
Narkotika, psokotropika maupun minuman keras.
Pengawasan lingkungan untuk mengurangi atau meniadakan
kesempatan terjadinya penyalagunaan Narkotika, psikotropika dan minuman keras.
Pembinaan atau bimbingan dari partisipasi masyarakat
secara aktif untuk menghindari penyalagunaan tersebut dengan mengisi
kegiatan-kegiatan yang positif.
Polri dalam upaya mencegah penyalagunaan Narkotika,
psikotropika dan minuman keras bersama-sama dengan instansi terkait melakukan
penyuluhan terhadap segala lapisan masyarakat baik secara langsung, melalui
media cetak maupun media elektronik.
Melakukan operasi Kepolisian dengan cara patroli, razia
ditempat-tempat yang dianggap rawan terjadinya penyalagunaan narkotika,
psikotropika maupun minuman keras.
Melakukan pengawasan tempat-tempat hiburan malam seperti
diskotik, pub, karaoke dan lain-lain untuk mendeteksi terjadinya penyalagunaan
narkotika, psikotropika dan minuman keras.
Represif
Upaya represif
merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh apabila langkah-langkah melalui
upaya Pre-emtif dan Preventif tidak berhasil. Upaya Represif merupakan
penindakan dan penegakkan hukum terhadap ancaman faktual (AF) yaitu terhadap
penyalagunaan Narkotika dan psikotropika maupun efek yang ditimbulkan daripada
penyalagunaan miunuman keras, melalui proses penyelidikan dengan mempedomani
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana (KUHP) dikaitkan dengan Undang-undang yang berkaitan dengan
tindak pidana yang terjadi.
Bahwa dasar
penyelidikan tindak pidana narkotika telah diatur secara jelas dalam Bab XII
ketentuan Pidana Undang-undang RI Nomor 22 Tahun 1997 yang dalam sangkaannya
terhadap tersangka disesuaikan dengan peran atau perbuatan yang dilakukan
dengan unsur-unsur pasal yang berhubungan dengan Narkotika.
Upaya Rehabilitasi
Melalui rumah
perawatan anak nakal dan korban Narkotika Parmadi Siwi (Rumwattik Parmadi Siwi)
melakukan upaya pembinaan terhadap remaja yang menggunakan Narkoba dengan
pelayanan tenaga-tenaga ahli seperti psikiater (dokter psikologi social warker)
dan lain-lain.
Jenis-jenis Narkoba
Tugas
Perseorangan
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
d atau e yang merupakan jawaban paling benar!
23.
Penyalahgunaan narkotika oleh kaum remaja disebabkan
karena alasan . . . .
f.
rasanya enak
g.
dapat mengurangi rasa
sakit
h.
mencari pengalaman
i.
kesalahan orang tua
j.
pengaruh lingkungan
24.
Obat yang sering disalahgunakan oleh kaum remaja adalah
. . . .
f.
minuman keras
g.
anabulik
h.
cutian
i.
ekstasi
j.
aspirin
25.
Yang termasuk jenis
kelompok ganja adalah . . . .
a.
narkotika
b.
marijuana
c.
anabulik
d.
antatonim
e.
cafein
26.
Yang tidak termasuk
jenis obat/depresan berikut ini adalah . . . .
a.
morfin
b.
alkohol
c.
barbiturat
d.
sedatif
e.
obat tidur
27.
Yang tidak termasuk
jenis obat stimulan berikut ini adalah . . . .
a.
meskalin
b.
kokain
c.
marijuana
d.
ganja
e.
peyote
28.
zat/obat jenis kanabis akan berpengaruh . . . .
f.
santai
g.
merangsang
h.
bergairah
i.
hilang rasa sakit
j.
mengantuk
29.
Efek samping dari
narkotika bagi tubuh manusia adalah . . . .
a.
menimbulkan rasa
mengantuk
b.
nafsu makan bertambah
c.
tidak ada efek
sampingan
d.
tergantung dari orang
yang menggunakannya
e.
kehilangan kesadaran
tubuh
30.
Bahaya dari ganja
apabila diisap adalah . . . .
a.
menimbulkan khayalan
b.
melamun
c.
sesak napas
d.
mabuk
e.
hilang ingatan
31.
Kelompok obat
terlarang seperti kokain bisa digunakan dengan cara disuntikan, disedot, dan
dapat pula . . . .
a.
diinjeksi
b.
diisap
c.
dikecap
d.
dimakan
e.
dioleskan pada bagian
kulit
32.
Gejala jasmani akibat kecanduan narkotika adalah . . . .
a.
kondisi badan lemah
b.
kelebihan berat badan
c.
daya piker lemah
d.
mudah tersinggung
e.
menjadi pemalas
33.
Apabila seseorang
kecanduan obat narkoba, perasaan yang dialaminya adalah . . . .
a.
cemas gelisah
b.
senang
c.
bugar
d.
pusing
e.
muntah-muntah
34.
Gejala mental/rohaniah yang ditimbulkan oleh narkotika
adalah . . . .
a.
fungsi otak rusak
b.
badan kumal
c.
napsu makan hilang
d.
pemalas
e.
kondisi memburuk
35.
Salah satu pencegahan agar terhindar dari penyalahgunaan
narkotika adalah . . . .
a.
meningkatkan keimanan
b.
mengerti akan
bahayanya obat-obatan
c.
menjauhi stress
d.
mengurung diri
e.
membebaskan diri
36.
Untuk mengatasi kecanduan narkotika, salah satunya
adalah . . . .
a.
diobati
b.
dikarantina
c.
diasingkan
d.
diisolirkan
e.
dirawat
37.
Salah satu organisasi
swasta yang bergerak dalam menangani narkoba adalah . . . .
a.
Granat
b.
Polri
c.
Buser
d.
Detasmen 88
e.
Departemen Pertahanan
RI
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
singkat dan tepat!
15.
Jelaskan alasan-alasan kaum remaja sering menyalahgunakan
obat narkotika!
16.
Sebutkan macam-macam obat/zat narkotika yang sering
disalahgunakan oleh kaum remaja!
17. Jelaskan pengaruh dari
obat/zat narkotika terhadap tubuh manusia!
18.
Sebutkan 3 tahapan pencegahan terhadap penggunaan
narkotika!
19.
Sebutkan tanda-tanda awal yang mungkin terjadi akibat
penyalahgunaan obat narkotika!
20.
Jelaskan gejala-gejala fisik akibat menggunakan obat
narkotika!
21. Jelaskan 4 strategi pencegahan
dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika!
22. Sebutkan sanksi yang
diberikan apabila menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan, memiliki,
menyimpan atau menguasai narkotika golongan I dalam bentuk tanaman sesuai
dengan pasal 78 Undang-undang RI Nomor 22 Tahun 1997!
23. Sebutkan sanksi yang
diberikan apabila menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan, memiliki,
menyimpan atau menguasai narkotika golongan II dalam bentuk tanaman sesuai
dengan pasal 79 Undang-undang RI Nomor 22 Tahun 1997!
24. Sebutkan sanksi yang
diberikan apabila seseorang secara tanpa hak melawan hukum menggunakan
narkotika golongan I bagi diri sendiri sesuai dengan pasal 85 Undang-undang RI
Nomor 22 Tahun 1997!
A.
Memahami Bahaya HIV/AIDS
1. Hakikat
Penyakit HIV/AIDS
Penyakit akibat hubungan kelamin (Sexuality
Transmitted Dissease) merupakan penyakit-penyakit yang disebarkan melalui
kontak seksual/kelamin. Sejak dulu, penyakit-penyakit ini merupakan masalah
kesehatan yang krusial, baik di negara-negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia, maupun di negara-negara yang sudah maju. Apalagi setelah
ditemukannya HIV (Human Immunodeficiency Virus = virus yang melumpuhkan kekebalan tubuh manusia)
yang menimbulkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome = Sindrom
menurunnya kekebalan tubuh). Isu
terhadap Penyakit Hubungan Kelamin ini sudah berubah menjadi kekhawatiran yang
semakin besar.
Penyakit Hubungan Kelamin yang paling
umum di antaranya adalah clamydia, gonorrhea, herpes, syphilis, hepatitis B,
serta infeksi-infeksi saluran kemih dan vagina. Beberapa Penyakit Hubungan
Kelamin dapat lebih mudah diobati daripada yang lainnya. Namun, semuanya dapat dicegah. Dalam
kenyataan, jalan terbaik untuk menghindari penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan masalah-masalah seksual adalah mencegah terkena infeksinya.
Penyakit-penyakit kelamin, termasuk HIV
disebabkan oleh macam-macam mikroorganisme yang disebarkan melalui kontak
kelamin. Dengan demikian, setiap orang yang masih aktif dalam kegiatan seksual
dapat terinfeksi oleh Penyakit Hubungan Kelamin dan HIV, tanpa memandang ras,
orientasi agama, umur, maupun jenis kelamin. Beberapa penyakit ini masih bisa
diobati, tetapi di antaranya tidak dapat diobati.
Mikroorganisme seperti virus dan bakteri
yang menyebabkan Penyakit Hubungan Kelamin biasanya sangat rentan. Virus dan
bakteri ini biasanya mudah mati, ketika terkena cahaya atau udara. Oleh karena
itu, mereka membutuhkan lingkungan yang gelap dan lembap untuk tumbuh dan
berkembang. Lingkungan yang berlendir di dalam vagina, penis, anus, dan mulut
memang sangat penting bagi kuman-kuman jenis ini. Setiap luka pada kulit atau kerusakan pada
lapisan selaput lendir dapat memungkinkan mikroba tersebut memasuki tubuh.
Setiap Penyakit Hubungan Kelamin
mempengaruhi tubuh secara berbeda. Dalam beberapa kasus, infeksi terjadi secara
lokal, mempengaruhi daerah genital dan saluran kencing. Dalam kasus yang lain, seperti syphilis dan
AIDS, mikroorganisme tersebut menyebar ke dalam darah dan merusak bagian-bagian
lain dan tubuh. Pendeknya, Penyakit
Hubungan Kelamin adalah penyakit serius. Jika tidak ditangani, Penyakit
Hubungan Kelamin dapat mengarah pada masalah kesehatan yang menahun, termasuk
kemandulan, kerusakan saraf, dan (khususnya AIDS) juga kematian.
2. Pengertian
Penyakit HIV/AIDS
AIDS kependekan dari “Acquired Immune
Deficiency Syndrome” merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. Penyakit ini ditemukan tahun
1979 di Amerika oleh Michael S. Gottlieck dan Federick P. Siegal.
Penyakit AIDS tergolong penyakit menular
yang ditularkan melalui hubungan kelamin atau transfusi darah maupun
tukar-menukar jarum suntik yang tidak steril.
Penyakit AIDS di Indonesia termasuk jenis penyakit yang baru. Berdasarkan penelitian para ahli, penyakit
ini berasal dari negara-negara barat khususnya negara-negara yang menganut free
ses, seperti : negara-negara di Eropa dan Amerika.
B.
Memahami Cara Penularan HIV/AIDS
1.
Cara
Penularan HIV/AIDS
HIV/AIDS dapat ditularkan dalam cara
lain di samping melalui kontak seksual. HIV dapat masuk ke dalarn darah dengan
cara lain. Setiap jarum suntik sangat berisiko.
Saling meminjam jarum suntik untuk memasukkan obat, tatto, menindik
telinga atau untuk tranfusi darah adalah perilaku yang berisiko. Itulah
sebabnya mengapa jarum suntik yang sudah terpakai harus dibuang secara
hati-hati. Seorang ibu yang terinfeksi
HIV dapat menularkan virus HIV kepada anaknya, baik sebelum dilahirkan atau
selama proses kelahiran. Ada
juga HIV yang ditularkan sang ibu kepada anaknya lewat air susunya.
Namun demikian, untuk menghindari
perlakuan yang berlebihan pada penderita AIDS atau pengidap HIV, perlu juga
dikemukakan bahwa HIV tidak ditularkan melalui kontak sehari-hari di antara
orang biasa dan penderita. HIV tidak
ditularkan melalui udara, dan karena itu hal-hal berikut di bawah ini tidak
berbahaya.
1) Sentuhan,
batuk, bersin atau ciuman kering (cium pipi atau kening).
2) Kontak
melalui tempat duduk di WC, alat-alat makan, kran air, atau telepon.
3) Berpelukan
atau berpegangan.
4)
Kolam renang, kamar mandi atau tempat lain.
5) Berdekatan
dengan penderita, seperti di bus, dll.
6)
Gigitan nyamuk atau serangga lain.
7) Mendonorkan
darah.
8)
Air mata atau air liur.
2.
Gejala-gejala
Penyakit HIV/AIDS
HIV/AIDS dapat hidup dalam tubuh untuk
beberapa tahun tanpa menunjukkan gejala apapun. Ketika gejala itu tampak,
gejala tersebut menyerupai gejala-gejala penyakit ringan biasa atau infeksi
lainnya. Akan tetapi, pada orang dengan
HIV/AIDS, gejala-gejala tersebut terulang terus, tidak pernah hilang.
Oleh karena itu, segeralah periksakan diri
ke dokter jika gejala-gejala berikut ini ada diri anda, antara lain :
1) Hilangnya
berat tubuh yang tanpa alasan melebihi 5 kg.
2) Demam
yang selalu timbul serta keringat di malam hari.
3) Rasa
lelah yang bertahan tanpa sebab yang jelas.
4) Mencret-mencret
yang kronis.
5) Membengkaknya
kelenjar lympa (kelenjar getah bening).
6)
Batuk kering yang bertahan lama tanpa sebab.
7)
Bintik-bintik putih atau nyeri yang tidak biasa pada lidah atau mulut.
8)
Satu-satunya cara yang paling meyakinkan untuk memastikannya adalah dengan
tes HIV.
C.
Memahami Cara Pencegahan Penyakit
HIV/AIDS
Strategi
pencegahan penularan HIV/AIDS dan penyakit menular yang lain tidak jauh
berbeda, karena penderita yang terinfeksi oleh penyakit tersebut seringkali
belum dapat diidentifikasi dengan anamnesis, pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan laboratorium sederhana.
Petunjuk pencegahan berikut ini sebaiknya dikerjakan secara rutin.
1.
Riwayat penyakit yang
lengkap
Selalu
diusahakan untuk mendapat riwayat penyakit yang lengkap. Tanyakan kepada
penderita secara khusus mengenai penurunan berat badan, pembesaran kelenjar dan
infeksi lainnya. Konsultasi media mungkin diperlukan bila ditemukan penyakit
infeksi sistemik.
2.
Teknik Barrier
Teknk
Barrrier yang penting harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1)
Cuci tangan sampai bersih.
2)
Pakailah sarung tangan untuk melindungi diri.
3)
Gantilah sarung tangan di
antara dua prosedur, untuk melindungi penderita.
4)
Pakai sarung tangan tebal untuk
membersihkan instrumen.
5)
Masker dipakai untuk melindungi
diri terhadap cipratan darah dan ludah.
6)
Kacamata pelindung sebaiknya
selalu dipakai.
7)
Pakailah baju praktek
/laboratorium dan cuci tangan dalam air panas dengan deterjen.
8)
Baju luar tersebut harus diganti
setiap hari.
9)
Spesimen darah, biopsi, dan spesimen lain harus
diberi tanda yang jelas (misalnya “awas darah“).
10)
Cipratan darah harus segera dibersihkan dengan
larutan desinfektan, seperti : Natrium hipoklorit. Pakailah sarung tangan
sewaktu membersihkan.
3.
Teknik Sterillisasi
(WHO, 1998)
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam teknik sterillisasi antara lain sebagai berikut :
a.
Sterillisasi
Sterillisasi merupakan mematikan
semua virus, bakteri, dan spora. Sterilisasi dapat dikerjakan dengan Autoklaf
tekanan dua atmosfir (1 atm di atas tekanan atmosfir) selama 20 menit atau
dengan oven listrik selama dua jam pada suhu 170 C.
b.
Desinfeksi derajat tinggi
1)
Mematikan semua virus dan
bakteri kecuali spora.
2)
Direbus mendidih selama 20 menit.
3)
Cuci dan rendam selama 30 menit
dalam :
a)
Cidex (Glutar aldehyde 2 %).
b)
Natrium hypoklorit
0,5 %.
c)
Chloramin 2 %.
d)
Etanol 70 %.
e)
2 Proponal 70 %.
f)
Povidon Iodin 2,5 %.
g)
Formaldehid 4 %.
h)
H2O2 6 %.
i)
Sterillisasi dengan larutan
sebaiknya tidak dipakai rutin bila indikasi sterillisasi dengan pemanas.
4.
Pencegahan Kontaminasi Silang
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pencegahan kontaminasi silang antara lain sebagai berikut :
1) Bila mungkin
pakailah alat yang disposable.
2) Bersihkanlah permukaan dengan deterjen dan larutan desinfektan .
3) Alat-alat yang terkontaminasi dimasukkan dalam kantong dengan hati-hati.
4) Jarum dibuang ke
dalam kaleng.
5) Prosedur yang
teliti dan hati-hati dikerjakan sewaktu membuat rontgen, mencuci film dan
prosedur pembuatan lainnya.
5.
Pencegahan Secara Umum
Untuk pencegahan penyakit AIDS perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Hindari sentuhan
langsung dengan darah, air liur, air seni, air mata atau cairan lainnya dari
tubuh penderita penyakit AIDS.
2)
Penderita penyakit
AIDS dan mereka yang mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit AIDS tidak
menjadi donor darah.
3)
Hindari hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan karena akan mempertinggi resiko
terjangkitnya penyakit AIDS.
4)
Bagi wanita yang
sedang hamil diharapkan menjauhkan diri dari penderita penyakit AIDS karena
berbahaya bagi bayi yang dikandungnya.
Tugas
Perseorangan
A. Berilah
tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e yang merupakan jawaban paling
benar!
38.
AIDS
merupakan gejala kelamin yang disebabkan oleh . . . .
k.
virus
l.
bakteri
m.
hubungan seksual
n.
hubungan kelamin
o.
suntikan bersama
39.
Masa
inkubasi penyakit AIDS adalah . . . .
k.
5 bulan – 1 tahun
l.
6 bulan – 2 tahun
m.
10 bulan – 3 tahun
n.
5 bulan – 4 tahun
o.
6 bulan – 5 tahun
40.
Penularan
penyakit AIDS baru dapat diketahui gejalanya setelah . . . .
f.
1 – 3 tahun
g.
2 – 5 tahun
h.
3 – 6 tahun
i.
4 – 8 tahun
j.
5 – 10 tahun
41.
Pada bayi/anak, masa inkubasi AIDS lebih pendek dari orang
dewasa, yaitu . . . .
f.
2 – 10 bulan
g.
2 – 12 bulan
h.
2 – 16 bulan
i.
2 – 20 bulan
j.
2 – 24 bulan
42.
Menurut para ahli, AIDS diduga berasal dari . . . .
f.
sejenis kera (monyet)
g.
sejenis binatang buas
h.
sejenis binatang babi hutan
i.
sejenis kuda liar
j.
sejenis srigala
43.
Pada mulanya AIDS ditemukan di benua . . . .
a.
Afrika
b.
Amerika
c.
Asia
d.
Amerika Latin
e.
Eropa
44.
Virus yang hampir sama dengan HIV yang ditemukan pada tahun
1991 adalah . . . .
f.
CIV
g.
CCV
h.
CIU
i.
MIV
j.
CIA
45.
Yang menyebabkan AIDS adalah . . . .
f.
HIV
g.
pergaulan bebas
h.
hubngan seksual
i.
berhubungan dengan lawan jenis
j.
berhubungan dengan sama jenis
46.
Yang tidak termasuk cara penularan virus AIDS berikut ini
adalah . . . .
f.
hubungan kelamin
g.
transpusi darah
h.
ibu hamil yang ditularkan ke bayinya
i.
cairan tubuh
j.
melalui udara kotor
47.
Menurut penelitian WHO 70% mengidap AIDS disebabkan
oleh . . . . .
a.
hubungan kelamin
b.
transpusi darah
c.
ibu hamil yang ditularkan ke bayinya
d.
cairan tubuh
e.
melalui udara kotor
48.
Negara yang paling banyak terkena AIDS adalah . . . .
f.
Cina
g.
Korea
Selatan
h.
Thailand
i.
Amerika Serikat
j.
Indonesia
49.
Yang tidak termasuk kelompok yang berisiko tinggi terkena
AIDS berikut ini adalah . . . .
f.
homoseksual
g.
heteroseksual
h.
biseksual
i.
pecandu narkotika
j.
remaja putus sekolah
50.
Obat yang terkenal dari perusaan farmasi Inggris yang mampu
menahan perkembangan virus AIDS adalah . . . .
f.
azidot hynidine
g.
betadine
h.
sulfur hynidine
i.
amoba hynidine
j.
anova hynidine
51.
Teknik pencegahan virus AIDS dengan cara cuci tangan sampai
bersih merupakan teknik . . . .
f.
riwayat penyakit yang lengkap
g.
barrier
h.
sterillisasi
i.
kontaminasi silang
j.
disposable
52.
Teknik
pencegahan virus AIDS dengan cara alat-alat yang terkontaminasi dimasukkan
dalam kantong dengan hati-hati merupakan teknik . . . .
a.
riwayat penyakit yang lengkap
b.
barrier
c.
sterillisasi
d.
kontaminasi silang
e.
disposable
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
singkat dan tepat!
1.
Jelaskan kepanjangan AIDS!
2.
Jelaskan kepanjangan HIV!
3.
Jelaskan asal-usul virus
AIDS!
4.
Sebutkan sistem tubuh
yang diserang virus AIDS!
5.
Sebutkan masa inkubasi
virus AIDS!
6.
Sebutkan cara penularan
virus AIDS!
7.
Jelaskan gejala-gejala
awal terinfeksi virus AIDS!
8.
Sebutkan
kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terkena AIDS!
9.
Sebutkan obat-obatan
yang dapat menahan perkembangan virus AIDS!
10. Sebutkan
cara-cara pencegahan terhadap serangan virus AIDS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar